Dibangun Sejak Pemerintahan Kolonial Belanda, Bendungan Hantap Ciherang, Wisata Alternatif Ditengah Pandemi

- Pewarta

Minggu, 14 Februari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CANGKUANG || Kontroversinews – Bendungan Hantap Ciherang yang terletak di Desa Nagrak Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung menjadi salah satu lokasi wisata alternatif warga ditengah Pandemi Covid 19.

Menurut Petugas Operasional Bendung dari Dinas Sumber Daya Air ( SDA) Provinsi Jawa Barat Adang mengatakan bahwa Bendung Hantap Ciherang didirikan sejak tahun 1919 atau lebih tepatnya saat jaman Pemerintahan Kolonial Belanda. Adapun untuk sumber airnya, lanjut Adang, yaitu berasal dari Gunung Wayang Windu yang mengalir ke wilayah Situ Cileunca kemudian PLTA Lamajang hingga ke bendungan ini.

“Setiap hari ada pengunjung, cuman untuk Sabtu Minggu paling banyak. Pemandangan di sini masih asri, banyak pengunjung dari luar Kabupaten Bandung hingga luar kota,” ujar Adang saat ditemui wartawan di Bendungan Hantap Ciherang, Cangkuang, Minggu (14/2/2021).

Selain spot pemandangan yang cocok untuk berfoto, juga ada wahana arum jeram yang dikelola oleh warga sekitar. Kedepannya, ungkap Adang, memang akan ada pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Bumdes setempat dan juga ada program penghijauan. Untuk menikmati Bendungan Hantap Ciherang, warga tidak dipungut biaya apapun alias gratis.

“Debit air disini engga dihitung, hanya dihitung limpasan saja. Misalnya 32 maka ada 86 ribu liter per detik yang masuk, kedalamannya juga engga rata. Terdapat lima irigasi yang bisa digunakan untuk mengairi sawah warga,” tutur Adang.

Adang menuturkan bahwa petani sekitar memanfaatkan air di bendungan ini untuk mengelola lahan pertaniannya. Dulu, Bendungan Hantap Ciherang mampu mengairi luas sawah sekitar 2.711,35 hektar. Namun, karena saat ini banyak alih fungsi lahan persawahan untuk dijadikan lahan pemukiman, membuat luas area daerah irigasi Bendung Hantap Ciherang ini menjadi 2.160 hektar.

“Kemungkinan pasti akan turun lagi, karena sesuai dengan deret ukur laju pertambahan penduduk,” jelas Adang.

Dirinya berharap wilayah hijau yang ada di sekitar bendungan bisa terus dijaga dan dipertahankan. Artinya, jangan sampai diubah menjadi wilayah pemukiman.

“Saya kasihan untuk anak-anak kita kedepannya bagaimana. Kecuali tanah yang tandus, kering atau tidak bisa dimanfaatkan,” pungkas Adang.
( Lily Setiadarma )

Berita Terkait

Festival Seni Media 2025, Gerbang Baru dan Ruang Tumbuh Kreativitas Seni Budaya
Ruang Pameran Tetap Museum Gedung Pusaka Kanoman Diresmikan, Langkah Strategis Memajukan Ekonomi Budaya
Operasi Zebra Lodaya 2025 Resmi Dimulai, Polres Cirebon Kota Fokuskan Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas
Dugaan Bisnis Seragam di SMPN 1 Rancaekek, Kepala Sekolah: “Aman Tidak Ada Masalah”
Rancangan APBD 2026 Disampaikan, Pemkot Cirebon Fokus Jaga Stabilitas Fiskal
Profiling Aparatur Sipil Negara, Langkah Pemkot Cirebon Bangun Birokrasi Profesional
Gebyar MTQ Ke 1 Tingkat Desa Wanakerta Kecamatan Sindang Jaya, Dongkrak Prestasi Qori – Qoriah Lokal.
Diduga Tidak Transparan, Sekdes Cimanglid Blokir Akses Konfirmasi Terkait Dana Desa

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 13:31

Festival Seni Media 2025, Gerbang Baru dan Ruang Tumbuh Kreativitas Seni Budaya

Selasa, 18 November 2025 - 08:15

Ruang Pameran Tetap Museum Gedung Pusaka Kanoman Diresmikan, Langkah Strategis Memajukan Ekonomi Budaya

Selasa, 18 November 2025 - 08:15

Operasi Zebra Lodaya 2025 Resmi Dimulai, Polres Cirebon Kota Fokuskan Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas

Senin, 17 November 2025 - 18:58

Rancangan APBD 2026 Disampaikan, Pemkot Cirebon Fokus Jaga Stabilitas Fiskal

Senin, 17 November 2025 - 16:50

Profiling Aparatur Sipil Negara, Langkah Pemkot Cirebon Bangun Birokrasi Profesional

Berita Terbaru