Bayi Kembar Siam Berhasil Dipisahkan di RSHS Bandung, Satu Bayi Meninggal

- Pewarta

Selasa, 30 Maret 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi bayi nkembar siam

Ilustrasi bayi nkembar siam

BANDUNG (Kontroversinews.com) –  Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah selesai melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam dalam kondisi darurat. Bayi dari Ibu Sirikoh Barokah berhasil dipisahkan dengan kondisi satu bayi meninggal dunia. Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana Dewi mengakui, hari ini pihaknya telah menyerahkan seorang bagi hasil operasi kembar siam yang dilakukan beberapa waktu lalu. Bayi tersebut saat ini ada kondisi stabil dan telah dibawa ke kampung halamannya di Cirebon pada Selasa (30/3/2021).

“Kami sampaikan, pada 8 Februari 2021 lalu kami mendapatkan rujukan bayi ke IGD Rumah Sakit Hasan Sadikin. Kemudian tanggal 9 Maret mulai dirawat di ICU dengan kondisi dempet dada bagian bawah sampai bagian bawah dnegan organ liver dempet,” kata Nina.  Menurut dia, dalam tiga hari perawatan di ICU, ternyata terjadi perburukan kondisi bayi, sehingga pihaknya harus melakukan emergency operation  untuk menyelamatkan satu bayi, karena saat itu satu bayi sudah meninggal.

Setelah melakukan operasi, kondisi seorang bayi yang lahir 7 Februari  tersebut telah membaik. “Kita melakukan perawatan tindakan dan pengobatan sehingga kondisi bayi itu sudah memiliki bobot 2 kg kemudian sudah bisa minum susu 30 cc. Secara umum kondisinya sudah normal,” ucap dia.

Menurut dr. Dikki Drajat Kusmayadi, Sp.BA(K) sebagai ketua tim penanganan bayi kembar siam RSHS mengatakan, biasanya operasi dilakukan pada saat bayi berumur usia 6 sampai 8 bulan, sambil menunggu data yang lengkap terkait organ-organ dalam yang dempet.

“Tapi pada kondisi tertentu operasi pemisahan kembar harus dilakukan pada usia berapapun karena terdapat perburukan pada satu pasien sehingga kami segera berkoordinasi untuk melakukan operasi pemisahan,” kata dia dilansir dari iNews.

Menurut dia, pada dasarnya masing-masing bayi mempunyai organ sendiri sehingga operasi tidak memerlukan waktu yang terlalu panjang. Pihaknya berhasil menyelesaikan operasi dalam waktu 5 jam. ***AS

Berita Terkait

SPPG Selacau Diminta Tingkatkan Kualitas Usai Insiden Keracunan
Warga Padamenak Geruduk Bale Desa, Desak Kades Mundur Diduga Kasus Asusila
Dana Insentif Stunting Rp5,4 Miliar Diduga Menyimpang, Pendiri KBB Desak Aparat Hukum Turun Tangan
Sekdes Windujaya Diduga Lakukan Pemukulan, Pemuda 17 Tahun Dilaporkan Jadi Korban
Warga Desa Lengkong Gembira, Usaha Bulu Ayam Ciganitri Resmi Dihentikan
Tragedi 28 Agustus, Komite Aksi Kuningan Sebut Gagalnya Kepemimpinan Politik
Obat Daftar G Dijual Bebas di Cilimus: Warga Resah, Hukum Tak Bertaji?
Kodim 0614/Kota Cirebon, Satpol PP, dan Bea Cukai Gelar Operasi Gabungan Pemberantasan Rokok Ilegal

Berita Terkait

Sabtu, 27 September 2025 - 16:54

SPPG Selacau Diminta Tingkatkan Kualitas Usai Insiden Keracunan

Rabu, 24 September 2025 - 07:55

Warga Padamenak Geruduk Bale Desa, Desak Kades Mundur Diduga Kasus Asusila

Sabtu, 20 September 2025 - 01:22

Dana Insentif Stunting Rp5,4 Miliar Diduga Menyimpang, Pendiri KBB Desak Aparat Hukum Turun Tangan

Senin, 15 September 2025 - 17:39

Sekdes Windujaya Diduga Lakukan Pemukulan, Pemuda 17 Tahun Dilaporkan Jadi Korban

Kamis, 4 September 2025 - 19:28

Warga Desa Lengkong Gembira, Usaha Bulu Ayam Ciganitri Resmi Dihentikan

Berita Terbaru

REGIONAL

Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah

Jumat, 3 Okt 2025 - 17:41