Kab. Bandung, Kontroversinews | Program Eduforestry resmi diluncurkan di kawasan hutan Gunung Puntang, Desa Campakamulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Rabu, 18 Juni 2025, kemarin.
Program ini dikembangkan untuk memanfaatkan potensi wilayah Gunung Puntang yang sangat tinggi, baik dari segi ekologi maupun budaya. Kawasan ini memiliki potensi agroforestry komoditas kopi organik serta nilai historis yang kuat, seperti keberadaan situs Radio Malabar. Oleh karena itu, Gunung Puntang dinilai prospektif untuk dikembangkan sebagai kawasan eduwisata berbasis konservasi sumber daya hutan (SDH) dan pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Program Eduforestry Gunung Puntang merupakan hasil kemitraan multistakeholder yang fokus pada konservasi sumber daya hutan, pelestarian sumber daya air, serta penguatan kapasitas LMDH. Program ini digagas oleh Dr. Okke Rosmaladewi, Ir., M.M.Pd., sebagai model pengelolaan hutan yang tidak hanya berorientasi pada kelestarian ekologis, tetapi juga menjunjung inklusivitas sosial dan kemandirian ekonomi.
Melalui skema Dana Layanan Masyarakat Batch 2 Tahun 2025 dalam kerangka Program FOLU Net Sink 2030, Eduforestry diangkat sebagai pendekatan integratif yang menggabungkan edukasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Kemitraan dalam program ini melibatkan berbagai pihak, yakni Proyek FOLU Net Sink 2030, BPDLH, UNINUS, UNIBBA, PT Palawi Resorsis, FKP DAS Kabupaten Bandung, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, dan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
Ke depan, semua mitra diharapkan dapat berkolaborasi dan berkontribusi aktif dalam pengembangan agroforestry kopi organik dari hulu ke hilir. Selain itu, mereka juga diharapkan memberikan pendampingan teknis dan sosial kepada LMDH Bukit Amanah, yang saat ini memiliki 307 anggota.
Dalam kegiatan launching, turut dilakukan penanaman 250 pohon endemik jenis Rasamala di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cigeureuh. Selain itu, bantuan 500 bibit kopi Arabika juga diserahkan kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) Tanah Datar.
Wakil Rektor III UNINUS Bidang Kerja Sama, Ahmad Muhammad Ridwan, S.Si., S.H., M.H., menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung program yang digagas oleh Dr. Okke. “Program ini merupakan implementasi dari konsep kampus berdampak. Semoga melalui program ini, manfaatnya bisa dirasakan oleh UNINUS dan juga masyarakat sasaran,” ujarnya.
Rektor UNINUS turut menegaskan bahwa kegiatan seperti ini akan terus berkelanjutan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya warga desa di kawasan hutan Gunung Puntang.(Tita)