KUNINGAN, Kontroversinews | Insiden pengeroyokan terhadap Ketua dan Wakil Ketua Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia Korwil Kuningan, Jawa Barat, menuai sorotan publik. Pasalnya, aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku berasal dari ormas Al Jabar ini terjadi saat gema takbir Hari Raya Idul Adha 1446 H berkumandang.
Meski tidak menelan korban jiwa, peristiwa berdarah ini menyebabkan luka serius di wajah dan sekujur tubuh kedua pengurus FWJ. Kejadian terjadi di Terminal Paniis, Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada Kamis malam (5/6/2025) pukul 20.55 WIB.
Menurut kesaksian, aksi pengeroyokan bermula saat Zaky, Wakil Ketua FWJ Indonesia Korwil Kuningan, tengah menemui rekannya di terminal tersebut. Tiba-tiba, seorang pria yang dikenal bernama Hadi alias Kokong, datang dalam kondisi mabuk dan terjadi adu mulut sengit antara keduanya.
Tidak lama berselang, Hadi kembali ke lokasi dengan membawa sekitar 15 orang yang disebut sebagai rekan-rekannya.
“Mereka mengaku dari Ormas Al Jabar dan XTC (Exalt To Coitus), ormas otomotif asal Kuningan. Tanpa basa-basi, mereka langsung menyerang Zaky hingga babak belur,” ujar Irwan Fauzi, Ketua Korwil FWJ Indonesia Kuningan, yang berada di lokasi kejadian.
Irwan menuturkan bahwa Zaky dipukuli secara membabi buta. Para pelaku memukul, menendang, dan bahkan menginjak-injak korban, serta menggunakan senjata tumpul.
“Melihat wakil saya dikeroyok oleh belasan orang, saya berusaha melerai. Namun justru saya juga ikut dihajar habis-habisan. Wajah, kepala, dan badan saya berlumuran darah,” jelas Irwan.
Tindak kekerasan tersebut tidak berhenti di situ. Para pelaku juga merampas kartu identitas pers dan KTP milik Irwan dan Zaky, sambil mengeluarkan ancaman.
“Mereka teriak, ‘Gua dari Al Jabar, jangan macam-macam lo… gua bunuh kalian semua’,” tambah Irwan.
Usai kejadian, Irwan dan Zaky melapor ke Polsek Pasawahan. Mereka kemudian diarahkan untuk membuat laporan di Polres Kuningan, di mana petugas Polsek turut mendampingi mereka untuk proses visum dan pelaporan resmi.
Diketahui, peristiwa ini diduga berawal dari dendam pribadi antara Zaky dan Hadi alias Kokong. Sebelumnya, Zaky pernah diminta warga Paniis untuk membantu menggerebek aktivitas ilegal Hadi yang diduga mengedarkan obat-obatan terlarang dan obat keras jenis G. Sejak saat itu, Hadi diketahui menghentikan aktivitas ilegalnya.
Di tempat terpisah, Ketua DPD FWJ Indonesia Provinsi Jawa Barat, Tony Maulana, mengecam keras tindakan brutal tersebut. Ia menegaskan bahwa profesi wartawan adalah pengabdian terhadap bangsa dan negara, dan keberadaannya dijamin oleh undang-undang.
“Seharusnya, organisasi masyarakat mana pun di NKRI bersinergi dengan insan pers untuk bersama membangun bangsa, bukan justru mengintimidasi hingga menimbulkan insiden berdarah,” tegas Tony.
Ia juga meminta aparat penegak hukum, khususnya kepolisian, untuk segera menindak tegas para pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hal ini sejalan dengan wacana Gubernur Jawa Barat KDM terkait pembentukan Satgas Anti-Premanisme. (S/W)