Kuningan, Kontroversinews | Dugaan kelalaian medis di RSUD Linggarjati Kuningan kembali mencuat setelah seorang bayi warga Desa Gandasoli, Kecamatan Kramatmulya, meninggal dunia dalam kandungan akibat keterlambatan penanganan medis. Kejadian ini langsung menuai perhatian publik dan dorongan agar Bupati Kuningan segera turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelayanan rumah sakit tersebut.
Andi, suami dari Irmawati—pasien yang mengalami kejadian nahas tersebut—menyampaikan kekecewaannya atas pelayanan medis RS Linggarjati. Ia menuturkan bahwa istrinya dibawa ke IGD dalam kondisi ketuban sudah pecah dan mengeluarkan banyak cairan, namun langsung diarahkan ke ruang rawat inap tanpa tindakan darurat.
“Istri saya dibawa dari IGD ke ruang rawat inap, padahal ketuban sudah pecah. Tindakan sesar baru dilakukan keesokan harinya. Sayangnya, saat operasi dilakukan, bayi kami sudah meninggal di dalam kandungan,” ujar Andi dengan nada sedih.
Andi menilai bahwa lambatnya penanganan medis menjadi faktor utama meninggalnya anak mereka. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang dan meminta pemerintah mengambil langkah tegas.
Sorotan tajam juga disampaikan oleh Bung Usep Satyanegara, Ketua LSM yang tergabung dalam Forum Komunikasi Gabungan Ormas & LSM (FKGOL) Kuningan. Dalam pernyataannya pada Minggu (29/6/2025) di Sekretariat FKGOL, Bung Usep menuding RS Linggarjati lalai dan lamban dalam merespons kondisi darurat pasien.
“Sudah jelas ketuban pecah dan cairan banyak keluar, itu artinya kondisi darurat. Seharusnya segera dilakukan operasi sesar malam itu juga, bukan menunggu sampai besok. Saat operasi dilakukan, bayinya sudah tidak bernyawa. Ini jelas bentuk kelalaian yang tidak bisa ditolerir,” tegasnya.
Lebih lanjut, FKGOL mendesak Bupati Kuningan, Dr. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, untuk segera mengevaluasi kinerja manajemen RS Linggarjati. Bung Usep menekankan bahwa kasus ini telah mencoreng marwah Kabupaten Kuningan, terutama karena Bupati selama ini dikenal getol mendorong peningkatan etos kerja dan profesionalisme aparatur di lapangan.
“Apa yang disampaikan Bupati selama ini seolah hanya dianggap angin lalu oleh bawahannya. Ini menyangkut nyawa rakyat. RS Linggarjati adalah rumah sakit pemerintah, dan mereka digaji dari uang rakyat. Sudah seharusnya mereka bekerja profesional dan sepenuh hati,” tandas Bung Usep.
FKGOL menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut dan berharap Pemda Kuningan segera mengambil langkah konkret agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. ***