Pesta Pora 100 Hari: Kemewahan di Tengah Kemiskinan Ekstrem Kuningan

- Pewarta

Rabu, 18 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Uha Juhana


Kontroversinews | Di tengah kondisi keuangan daerah yang terbatas dan komitmen efisiensi anggaran yang terus digaungkan, Pemerintah Kabupaten Kuningan justru meluncurkan buku bertajuk “100 Hari Pertama Kerja Dian-Tuti” dengan anggaran fantastis mencapai Rp 100 juta.

Langkah ini memantik kritik keras dari berbagai pihak, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Frontal yang menyatakan sikap sebagai berikut:

Tidak Peka Terhadap Kondisi Rakyat
Peluncuran buku tersebut mencerminkan ketimpangan kebijakan dan ketidakpekaan terhadap kondisi riil masyarakat. Kuningan termasuk dalam kategori daerah miskin ekstrem di Jawa Barat, namun justru merayakan capaian awal pemerintahan dengan kemewahan.

Urgensi Buku Dipertanyakan
Anggaran Rp 100 juta untuk penerbitan buku dinilai tidak memiliki urgensi yang jelas dalam mendorong kemajuan daerah. Di sisi lain, banyak warga yang masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti makan.

Infrastruktur Dasar Terabaikan
Banyak sarana pendidikan dan jalan umum di Kuningan rusak dan belum diperbaiki. Uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk pembangunan justru dihabiskan untuk proyek seremonial yang tidak menyentuh kepentingan publik.

Dampak Buku Tidak Jelas
LSM Frontal mempertanyakan sejauh mana buku ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dikhawatirkan, buku tersebut hanya dikonsumsi kalangan terbatas—ASN dan pejabat—tanpa distribusi merata atau akses publik yang luas.

Komitmen Efisiensi Dipertanyakan
Janji efisiensi anggaran yang sering disuarakan Bupati Dian Rachmat Yanuar terbukti hanya slogan kosong. Hampir setiap pekan digelar acara seremonial mewah, termasuk peluncuran buku, peresmian fasilitas, dan kegiatan protokoler lainnya yang boros anggaran.

Ironi Uang Rakyat
Ketika rakyat meminta bantuan, pemerintah berdalih anggaran terbatas. Namun, untuk kegiatan seremonial dan pencitraan, anggaran besar tersedia. Ini menunjukkan pola birokrasi yang tidak sensitif dan cenderung foya-foya di atas penderitaan rakyat.

Inkonsistensi Ucapan dan Tindakan
Bupati gencar berbicara soal reformasi birokrasi dan efisiensi, namun tidak selaras dengan tindakan. Penerbitan buku fisik dengan anggaran besar seharusnya bisa digantikan dengan media digital yang lebih murah, efisien, dan menjangkau lebih banyak masyarakat.

Data pemerintah pusat masih menunjukkan bahwa Kuningan termasuk daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem. Di tengah kondisi tersebut, peluncuran buku “100 Hari Kerja” justru terasa mencolok dan tidak empatik.

Masyarakat tidak membutuhkan pencitraan, melainkan aksi nyata. Jika benar peduli terhadap rakyat, seharusnya pemerintah fokus pada peningkatan pelayanan dasar, pembangunan infrastruktur, dan program pengentasan kemiskinan.

Peluncuran buku ini hanyalah satu dari sekian banyak kebijakan yang tidak tepat sasaran. Kritik dari publik terus mengalir, baik di media sosial maupun forum-forum masyarakat, mempertanyakan arah kepemimpinan yang sejatinya diharapkan membawa perubahan. Namun nyatanya, pola lama kembali diulang: glamor di atas derita rakyat.

Penulis: Ketua LSM Frontal

Berita Terkait

Temuan Kadar Nitrit MBG di Bandung Barat, 4 Kali Batas Aman Racun Yang Dilindungi Proyek Korup
Kang Oos Supyadin: Pembangunan Infrastruktur Jabar Selatan adalah Kebutuhan Mendesak
Membangun Kualitas Pendidikan Indonesia: Tantangan Dan Solusi.
Etika dan Moral dalam Dinamika Jabatan
Menjaga Warisan Leluhur: Peran Kesultanan dalam Kedaulatan Nusantara
Rakyat Kecil dan Kekuasaan yang Tak Pernah Ramah
Korupsi Sistematis Tak Mungkin Sendirian: Jangan Jadikan AG Kambing Hitam
Peran PGRI Dipertanyakan Saat Guru Terjerat Hukum

Berita Terkait

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 12:54

Temuan Kadar Nitrit MBG di Bandung Barat, 4 Kali Batas Aman Racun Yang Dilindungi Proyek Korup

Rabu, 17 September 2025 - 20:25

Kang Oos Supyadin: Pembangunan Infrastruktur Jabar Selatan adalah Kebutuhan Mendesak

Minggu, 31 Agustus 2025 - 20:53

Membangun Kualitas Pendidikan Indonesia: Tantangan Dan Solusi.

Kamis, 24 Juli 2025 - 14:36

Etika dan Moral dalam Dinamika Jabatan

Kamis, 24 Juli 2025 - 10:01

Menjaga Warisan Leluhur: Peran Kesultanan dalam Kedaulatan Nusantara

Berita Terbaru

REGIONAL

Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah

Jumat, 3 Okt 2025 - 17:41