Jabar, Kontroversinews | Di tengah masifnya pembangunan infrastruktur di wilayah utara, tengah, dan barat Jawa Barat, kawasan selatan justru tertinggal dan terkesan mengalami diskriminasi pembangunan. Infrastruktur strategis seperti jalan tol, pelabuhan modern, hingga bandara yang menopang arus logistik, belum juga menyentuh wilayah ini secara merata.
Padahal, sejarah mencatat bahwa pada tahun 1913, pemerintah kolonial Belanda sudah membangun pelabuhan dermaga di kawasan Jabar Selatan untuk mengangkut hasil bumi ke Eropa. Ironisnya, di era modern saat ini, pengembangan infrastruktur serupa justru seolah berhenti.
Ketimpangan pembangunan ini membuat wilayah Jabar Selatan tergolong sebagai kawasan dengan tingkat pembangunan paling rendah. Perbandingan sangat terlihat nyata bila dibandingkan dengan pembangunan yang berlangsung di wilayah tengah, utara, maupun barat Jawa Barat.
Kawasan seperti Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran, masih jauh tertinggal dalam hal infrastruktur jika dibandingkan dengan wilayah lain di provinsi ini.
Melihat kondisi tersebut, Kang Oos Supyadin berharap Gubernur Jawa Barat, KDM, dapat memberikan perhatian lebih dan fokus yang serius terhadap pembangunan infrastruktur di Jabar Selatan. Menurutnya, ini bukan sekadar keinginan, tetapi sebuah kebutuhan mendesak untuk mendorong pemerataan pembangunan dan mewujudkan Jabar Istimewa secara nyata. (Endang/Oos)








