Warga Tewas Terkena Busur Saat Tawuran Kelompok warga Barukang dan Cambayya di Makassar

oleh
Ilustrasi tawuran

MAKASSAR (Kontroversinews.com) – Kelompok warga Barukang dan Cambayya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terlibat tawuran saling serang menggunakan busur panah dan batu. Tawuran warga ini disebabkan oleh adanya pemuda yang terkena busur hingga meninggal.

“Adanya korban yang dibusur dan meninggal itulah yang memicu terjadinya saling serang,” ujar Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP M Kadarislam saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (24/3/2021).

“Tiba-tiba ada warga luar Cambayya masuk ke Cambayya, tiba-tiba membusur (korban Rani) dan tiba-tiba lari. Yang dibusur ini dibawa ke rumah sakit dan meninggal,” jelas Kadarislam.

Tewasnya Rani tersebut membuat warga Cambayya melakukan aksi balasan ke warga Barukang. Perang kelompok antar warga Cambayya dan Barukang pun pecah pukul 16.00 WITA, Rabu (24/3). Kedua kelompok yang terlibat saling serang busur panah hingga batu.

“Mereka (warga Cambayya menganggap pelaku pembusuran adalah) warga Barukang. Bahkan korban (meninggal) sempat katakan bahwa warga Barukang itu yang busur dia,” jelas Kadarislam.

Polisi yang hendak membubarkan aksi tawuran ini juga sempat menjadi korban. Salah seorang anggota polisi dari Polres Pelabuhan diketahui terkena anak panah di bagian lengannya oleh para pelaku di lokasi.

“Tadi waktu kita membubarkan, ada anggota kena busur tapi sekarang sudah gabung dengan kita,” kata Kadarislam.

Terkait kasus ini, polisi tengah melakukan penyelidikan pelaku penyerangan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia. Polisi telah mengantongi identitas pelaku dan masih melakukan pengejaran.

“Sudah kita kantongi mudah-mudahan secepatnya dapat diamankan tersangkanya,” tutur Kadarislam.

Mengutipp dari Detikcom, polisi masih berjaga di lokasi tawuran untuk mencegah tawuran warga susulan. Polisi juga masih melakukan komunikasi dengan tokoh masyarakat sekitar untuk sama-sama menahan warga tidak melakukan aksi tawuran.

“Sementara ini ktia tetap komunikasi, kordinasi dengan tokoh di cambaya untuk menahan diri tetapi oknum warga di Barukang,” sebut Kadarislam.***AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *