SMPN 1 Ciwidey Lakukan Persiapan Sarana Prasarana Belajar Jelang PTM Terbatas

oleh
oleh
Rapat Orang tua siswa di SMPN 1 Ciwidey , nampak sejumalah orang tua saat mengisi folmolir pernyataan terkait PTM akan di uji coba kepada siswa di SMPN 1 Ciwidey . Rabu (1/9) photo || Lee.

CIWIDEY (Kontroversinews.com) – Sembari menunggu Pembelajaran Tatap Muka (PTM) resmi dibuka, SMP Negeri 1 Ciwidey melakukan persiapan infrastruktur penunjang belajar mengajar ditengah kondisi pandemi Covid 19.

Diketahui saat ini, wilayah Kabupaten Bandung berada dalam zona kuning atau level 3 sehingga PTM boleh digelar dengan terbatas.

Kepala SMPN 1 Ciwidey  Hj. Yeyet Friyenti SPd., M.M. sidampingi Wakasek Kurikulum H. Dadang Hadiyana SPd, mengatakan sebelum pemda meniup peluit yang menandakan dimulainya kegiatan belajar tatap muka, maka pihaknya mengadakan sosialisasi yang menyasar orang tua murid.

“Kami mengadakan sosialisasi kepada orang tua siswa dulu. Kalau kepada guru kan sudah jelas. Dan juga ada penandatanganan surat pernyataan orang tua,” ujar Yeyet di kantornya, Ciwidey, Rabu (1/9).

Adapun untuk skenario saat PTM yaitu satu ruangan hanya boleh diisi oleh 25 persen dari total jumlah siswa. Akan ada pembagian kelompok siswa dan satu kelompok hanya bisa mengikuti PTM dua kali dalam satu minggu.

“Misalnya kelas 7 ada 32 siswa, karena kapasitasnya hanya boleh 25 persen, maka satu kelas hanya diisi oleh delapan orang,” jelas Yeyet.

Jumlah siswa SMPN 1 Ciwidey itu sebanyak 1.120, terdiri dari 352 siswa berada di kelas 7 , kelas 8 sebanyak  354 siswa, dan kelas sembilan sebanyak 412 siswa. Kata Yeyet, jumlah siswa tersebut memenuhi standar dengan ruang belajar (rombel) yaitu sebanyak 31 kelas. Untuk tenaga pengajarnya sendiri yaitu 38 orang guru PNS termasuk kepala sekolah, dan TPT sebanyak 16 orang.

“Kami sudah menyiapkan alat pengukur suhu tubuh, handsinitizer, tempat cuci tangan dan tempat duduk dengan jaga jarak. Kami tinggal menunggu kebijakan pemerintah,” ungkapnya.

Yeyet menghimbau kepada  orang tua dan siswa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan saat beraktivitas di sekolah.

Sementara itu, orang tua, Ida Farida mengaku senang jika pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka. Karena menurutnya, siswa bisa belajar dengan fokus dan tugas-tugas dari guru bisa cepat dipahami.

“Saya setuju  PTM diberlakukan, semoga pihak sekolah secepatnya bisa memberlakukan belajar secara tatap muka” ucap Ida.

Meski ingin segera digelar PTM, namun Ida tak sepenuhnya menilai belajar secara online itu tidak baik. Tapi dirinya menyakini, dengan belajar secara langsung maka anak bisa berinteraksi dengan guru langsung dan mendapat pelajaran yang serius.

“Anak saya Futri kelas 3 di SMPN 1 Ciwidey. Saya berharap  Futri bisa belajar lebih semangat  fokus, dan bisa melanjutkan ke SMA nantinya,” pungkas Ida. ( Lily Setiadarma )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *