Cirebon, Kontroversi news, Com. – Pemerintah Kota Cirebon kembali menegaskan komitmennya dalam membangun birokrasi yang profesional dan berdaya saing. Hal ini terlihat dalam kegiatan Profiling Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Cirebon Tahun 2025 yang resmi dibuka oleh Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, pada Senin (17/11/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan kualitas aparatur selaras dengan kebutuhan pembangunan daerah.
Dalam sambutannya, Wali Kota menekankan bahwa Profiling ASN bukan sekadar formalitas. Menurutnya, inovasi seperti ini harus dimaknai sebagai ikhtiar nyata dalam memperkuat pondasi tata kelola pemerintahan yang efektif.
“Ini adalah inovasi yang baik, bukan gugur kewajiban. Karena itu, saya minta seluruh peserta mengikutinya dengan serius,” ujarnya.
Wali Kota menambahkan bahwa keberhasilan pembangunan sebuah kota tidak mungkin terwujud tanpa dukungan aparatur yang kompeten. Ia kembali mengingatkan pentingnya memiliki ASN yang profesional, berintegritas, dan memiliki kompetensi tepat sesuai tantangan zaman.
“Tidak bosan saya mengingatkan bahwa visi pembangunan hanya dapat diantar oleh ASN yang siap, mumpuni, dan berkarakter,” tuturnya.
Profiling ASN ini disebut sebagai investasi jangka panjang Pemkot Cirebon untuk menghadapi tantangan masa depan. Wali Kota menegaskan bahwa kegiatan tersebut untuk menjamin kualitas layanan publik yang semakin baik dan responsif. Menurutnya, kualitas aparatur menjadi salah satu aset terpenting dalam penyelenggaraan pemerintahan modern.
Program Profiling ASN yang dilaksanakan tahun ini merupakan implementasi langsung dari Program ProASN yang mendapatkan dukungan penuh dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Melalui program tersebut, proses pemetaan potensi dan kompetensi ASN diarahkan agar lebih terstruktur, terukur, dan berbasis data.
Tujuan utama Profiling ASN, kata Wali Kota, sebenarnya sederhana namun memiliki dampak yang sangat luas. Kegiatan ini dilakukan untuk memetakan secara utuh dan akurat potensi setiap individu ASN, baik dari aspek kompetensi teknis, manajerial, maupun karakter kepribadian. Dengan demikian, perencanaan SDM dapat dilakukan lebih tepat dan efektif.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota menyampaikan laporan yang disampaikan Kepala Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Cirebon, Sri Lakshmi Stanyawati terkait jumlah peserta yang terlibat. Total terdapat 390 ASN yang mengikuti kegiatan Profiling, terdiri dari 22 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, 34 Pejabat Pengawas, 123 Pejabat Fungsional, serta 311 Pejabat Pelaksana. Menurutnya, angka ini menunjukkan keseriusan Pemkot dalam menegakkan sistem merit secara konsisten.
Wali Kota juga menegaskan bahwa proses profiling akan membawa perubahan penting dalam pola penempatan jabatan. Penempatan tidak lagi bertumpu pada senioritas atau kedekatan personal, namun didasarkan pada kompetensi nyata yang terukur.
“Paradigmanya berubah total. Semua harus berbasis kapasitas, kompetensi teknis, dan potensi pengembangan diri,” tegasnya.
Sebagai bentuk komitmen Pemkot Cirebon, Wali Kota menyampaikan instruksi langsung kepada seluruh Kepala Perangkat Daerah agar memberikan dukungan penuh. Ia meminta agar para peserta Profiling dibebaskan dari tugas lain selama kegiatan berlangsung. Hal ini diperlukan agar peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian secara optimal. Wali Kota berharap seluruh peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri.
“Fokus peserta harus seratus persen. Hasil profiling harus mencerminkan kapasitas terbaik mereka, bukan hasil yang terpengaruh oleh kelelahan atau tumpang tindih tugas,” tuturnya.
Menutup sambutannya, Wali Kota memberikan apresiasi kepada BKN Kantor Regional III atas pendampingan dan dukungan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa sinergi antarinstansi merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan Profiling ASN maupun pengembangan manajemen talenta di Kota Cirebon.
“Dengan kolaborasi yang dilakukan, saya optimistis kualitas layanan publik akan semakin meningkat,” pungkasnya.
(Susmiati)








