Canberra | Kontroversinews.- Seorang pejabat senior di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (Department of Foreign Affairs and Trade) Australia harus mendekam di balik jeruji besi. Ia kepergok menyimpan gambar organ intim wanita dan gadis remaja di telepon genggamnya.
Pria berusia 51 tahun itu ditangkap setelah polisi mendapat keluhan dari seorang wanita yang bekerja di sebuah klub malam, di pusat kota Canberra, Australia.
Hilangkan Bukti, Wanita Sengaja BAB di Celana demi Sembunyikan Narkoba
Dokumen pengadilan mengungkap, polisi pertama kali melarang pejabat terkait keluar dari daerah tersebut. Lantaran tak mengindahkan peringatan polisi, ia nekat melanggarnya. Si pejabat kemudian ditangkap dan ponselnya disita.
Saat menggeledah telepon selulernya, polisi dikejutkan dengan temuan 16 video di galeri fotonya. Gambar-gambar itu mengandung unsur pornografi, karena menampilkan area kewanitaan perempuan.
Bahkan ketika polisi memeriksa folder yang baru saja dihapus pejabat itu, mereka menemukan 241 foto dan video seronok. Dua di antaranya diambil di kamar tidur anak perempuannya, yang menunjukkan organ intim gadis-gadis muda.
Polisi menambahkan, video lain yang ditemukan diambil di Big Splash Waterpark, Canberra, Australia, seperti dikutip dari Australia Plus, Kamis 1 Maret 2018.
Pria tersebut ditangkap minggu ini di kediamannya, setelah surat perintah penggeledahan dikeluarkan. Di rumahnya, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang berkaitan erat eksploitasi anak. Ia lalu meminta pembebasan berjamin, tapi ditolak.
Hakim Bernadette Boss mengatakan kepada pengadilan bahwa pelaku memiliki sejumlah gambar yang mengkhawatirkan dan telah dikoleksi sejak waktu lama.
“Sepertinya ini adalah perilaku yang cukup mengakar,” katanya.
Untuk sementara, pejabat tersebut akan ditahan dalam bui sampai 23 Maret.
Sebelumnya, Barnaby Joyce mengumumkan pengunduran diri dari posisinya sebagai Wakil Perdana Menteri Australia dan Pemimpin Partai Nasional Australia pada Jumat 23 Februari waktu setempat.
Meski diumumkan pada Jumat 23 Februari, pengunduran diri tersebut akan efektif berlaku pada Senin, 26 Februari pada pukul 08.00 waktu setempat. Pengunduran diri itu dilakukan Joyce di tengah derasnya dua dugaan skandal yang menerpa dirinya sejak beberapa bulan terakhir.
Skandal pertama, Joyce disebut menjalin hubungan di luar pernikahan dengan Sekretaris Pers-nya sendiri, Vikki Campion.
Keduanya kini dikabarkan menjalin hubungan serius dan sudah tinggal bersama. Campion bahkan diketahui tengah mengandung bayi hasil hubungannya dengan Joyce dan diperkirakan akan melahirkan pada April nanti.
Skandal kedua, Joyce menghadapi tuduhan pelecehan seksual, setelah beberapa pihak melaporkan dugaan itu kepada pihak Partai Nasional. Kendati demikian, dalam konferensi pers pengunduran dirinya yang digelar di New England, Joyce berdalih bahwa langkah yang ia lakukan sama sekali tak berkelindan dengan terpaan dua skandal tersebut.
“Sungguh sebuah keistimewaan bisa bertugas sebagai Wakil Perdana Menteri Australia … Tapi, saya katakan ini di awal, (pengunduran diri) ini bukan tentang (skandal yang menerpa) saya,” kata Joyce seperti dikutip dari media Australia News.com.au, 23 Februari 2018.
Ia juga mengatakan, “Ini tentang masyarakat banyak, tentang stratifikasi kehidupan, ekonomi, dan sosial, seperti yang dimanifestasikan oleh Partai Nasional,” lanjutnya beretorika.
Joyce mengatakan dia memang menghadapi berbagai tuduhan, namun yakin tidak ada satupun tuduhan itu terbukti. Namun, ia mengakui bahwa skandal yang menerpa dirinya membuatnya tidak memiliki banyak pilihan.
“Jelas sekali kita tidak bisa menjelaskan sesuatu di depan sidang parlemen, ketika masalah seperti ini menyelimuti diri Anda.” kata Joyce.
Ia juga menjelaskan bahwa keputusannnya mundur dari kedua jabatan tersebut, dalam usaha untuk ‘membersihkan udara’. Meski mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil PM Australia, Barnaby Joyce mengatakan bahwa ia akan tetap duduk di kursi parlemen tanpa jabatan fungsional — alias menempati posisi backbench.
Seperti dikutip dari Australiaplus, di Australia, jabatan dan posisi yang disandang Joyce dan PM Malcolm Turnbull disebut sebagai posisi frontbench (barisan kursi depan) di mana mereka biasanya duduk di kursi bagian depan di sidang parlemen.
Sementara anggota parlemen yang tidak memiliki jabatan, duduk di kursi belakang sehingga dikenal sebagai backbench.