Cikampek | Kontroversinews.-Menelisik adanya proyek pembangunan jalan hotmik Ciasem -Cikampek yang kini lagi dikerjakan dilapangan ternyata anggarannya cukup lumayan besar bahkan kabarnya pembangunan jalan tersebut dari dulu bagai kan proyek siluman yang tidak pernah memasang papan proyek dilapangan. Bahkan sekarang ini ( 12/2019 ) sekitar jam 2 lebih dilapangan lagi giat giatnya pelaksanaan pengkotmikan, namun sayang walaupun cuacanya tidak memungkinkan dan jalan aspal bekas diguyur hujan tetapi pemasangan hotmik masih terus berjalan dan terus dilaksanakan.
Diperoleh keterangan bahwa anggaran kegiatan yang dilaksanakan itu berasal dari Balai jalan nasional VI yang beralamat kantor di Cikampek, dari kementrian PUPR tahun 2018 sampai 2019 sejumlah Rp 230 miliar lebih dengan sistem multiyears. Dan pantas kalau di sebut proyek siluman pasalnya hingga saat ini proyek tersebut dalam pembangunan nya tanpa pernah memasang papan Informasi jadi wajar jika ini di sebut proyek tak bertuan alias siluman,padahal papan proyek ini sangatlah penting sesuai amanat undang undang tentang transparansi publik ungkap Edi dan beberapa masyarakat di lokasi pekerjaan kepada media ini tadi siang.
Sayang berbagai permasalahan yang ada dilapangan tidak bisa di kompirmasikan,karena para pekerja ketika ditanya malah mengatakan banyak yang tidak tau siapa pemborongnya.dan terkesan bungkam tidak ada yang cerita.
Sementara Hari Suko yang disebut sebut sebagai Kepala Balai Jalan Nasional VI yang beralamat di Cikampek saat dihubungi ke kantornya selalu tidak ada ditempat bahkan menurut beberapa karyawannya bahwa yang bersangkutan sedang tugas luar .sehingga yang bisa di temui hanya Dodi yang mengaku dirinya sebagai pengawas lapangan ,dan diterangkan Dodi dirinya membenarkan bahwa proyek tersebut sistemnya multiyears dari mulai tahun 2018 sampai tahun 2019 yang telah dilaksanakan oleh PT.Abipraya Jakarta dan mengakui bahwa jumlah anggarannya mencapai Rp.233 Miliar . Ditanya mengenai pekerjaan hotmik yang sekarang ini sedang dikerjakan disaan cuaca buruk dan musim hujan bahkan pekerjaan dilaksanakan disaat abis reda hujan menurutnya saya baru tau bahkan dirinya akan menegur keras kalau memang cuaca jelek dan hujan deras dipaksakan pengkotmikan karena hal itu menurutnya akan mempengaruhi kepada kualitas pekerjaan, sementara dikatakan dodi pengkotmikan kali ini dengan panjang 4 Km lebar 7,25 Cm dan ketebalan 7 Cm .namun untuk lebih jelasnya silahkan kordinasi aja sama pelaksana yang bernama Yudi, namun sayang Yudi yang disebut sebut sebagai pelaksana malah mengatakan bahwa saya hanya pelaksana dan tidak tau apa apa tentang siapa pelaksana diatasnya ataupun berapa anggarannya” saya mah hanya pelaksana comotan ” akunya sambil memberikan nomor TLP yang bernama Waluyo yang menurutnya dia lebih tau dan paham.
Tetapi paktanya sama, baik Yudi ataupun Waluyo malah semua mengakui tidak tau menahu karena hanya dilapangan serta terkesan saling lempar tanggung jawab yang pada ahirnya mengundang pertanyaan ada apa dibalik pembangunan jalan dan hotmik tersebut yang menghabiskan anggaran Rp.233 Miliar itu, apa benar proyek tersebut disubkan ke pihak lain atau jadi Bancakan ?
Melihat pakta yang ada dikatakan pengawas balai jalan nasional VI yang disampaikan Dido, dirinyapun mengakui pernah menegur keras kepada pemborong tentang ketidak transparan proyek, dari pemantauannya mulai dari tahun 2018 sampai sekarang papan proyek tidak pernah dipasang dan tidak pernah ada namun teguran pun tidak dihiraukan buktinya hingga sekarang ini tetap tidak ada.” Aku Dodi yang terlihat sedikit kesal atas pekerjaan itu.
Melihat permasalahan yang ada diharap pihak penegak hukum bisa pro aktif ikut mengawasinya jika perlu KPPU (komisi pengawasan persaingan usaha ) ikut melakukan pemantauan, karena tidak adanya papan proyek dilapangan menandakan bahwa proyek takut ketahuan orang dan tidak transparan terhadap publik dan Hal itu jelas mengundang pertanyaan dan hawatir pada ahirnya banyak kecurangan dan merugikan keuangan negara yang mengarah pada KKN (kolusi korupsi dan nepotisme)
Untuk itu diharap pihak Pelaksana bisa terbuka dan transparan terhadap publik, apalagi publik tau bahwa PT.Abipraya adalah sebuah perusahaan besar dan sangat ironis kalau sipat tertutup yang dikedepankan.(dian)