Kab. Bandung | Kontroversinews. Permasalahan sampah jangan di buat komplek, ungkap Lili Suhaya, Selasa, 20/02, sebab setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.Mengapa terjadi banjir di terusan Jalan Kopo, padahal drainase itu baru saja dibangun dan mungkin masih bau cat. Kenyataannya dilapangan, pihak instansi terkait tidak memperhatikan kebtuhan atau penyesuaian keadaan. Dengan bertambahnya penduduk di Soreang jelas diperlukan pembaharuan untuk drainase. Seperti tinggi dan lebarnya serta debit air yang masuk apa bisa terwadahi dengan bangunan lama. Hal ini inilah yang luput dari pengamatan Bidang Drainase. Semestinya sebelum melakukan pembangunan mereka menganalisa dulu keadaan dan kapasitas drainase tersebut.
Kalau hanya mengandalkan bangunan yang ada, jelas itu tidak akan mengurai permasalahan kecil menjadi besar. Dengan alasan masyarakat membuang sampah sembarangan dijadikan alasan untuk berkelit dari kesalahannya. Padahal bila kita kaji sacara signifikan, semua mengarah kepada keberadaan drainasse itu sendiri. Salah satu faktor penyebab terjadinya banjir, banyak saluransaluran air yang berubah menjadi permukiman, pertokoan, hotel, dan lain sebagainya. Sementara pihak instansi tidak melakukan terobosan dengan melakukan penggantian saluran. “Asalnya saluran sekunder dengan kapasitas kecil, sekarang dipaksakan menerima debit air di batas kapasitasnya. Begitu juga sampahsampah yang hanyut menjadi tersangkut yang untuk selanjutnya air meluap ke jalan,” kata Lili.
Prioritas dari permasalahan banjir itu, lanjut Lili, secara tak langsung mengarah kepada kapasitas drainase itu, bukan sampahnya. Kalau drainasenya ada penyesuaian kapasitas melalui pembaharuan, besar kemungkinan sampah itu akan terbawa hanyut. Belum lagi ketebalan sedimen yang tidak pernah di angkut, itu bisa menjadi salah satu penyebab juga. Intinya perlu ada perbaikan secara menyeluruh terhadap pembangunan drainase jangan hanya permukaannya saja yang diperbaiki dan diperbagus.
Di kesempatan yang sama, Jay, menambahkan, antara sampah dan drainase satu keterkaitan. Keduanya jelas membutuhkan penyelesaian secara signifikan. Kalau hanya saling menyalahkan satu sama lain, maka tidak akan diketemukan suatu solusi terbaik. Jadikan setiap permasalahan itu sebagai cermin untuk menuju lebih baik. Terutama yang berkaitan dengan pembangunan yang akan dilaksanakan. Sebab tidak adanya penyesuaian sikap akan menimbulkan berbagai dampak negatif yang berimbas kepada masyarakat.
Dalam hal ini, tambah Jay, semuapihak harus bisa saling menyadari akan setiap amanah yang diberikan. Bagi Bidang Drainase, mungkin perlu adanya penganalisaan secara signifikan sebelum melakukan pembangunan. Dan itu jelas membutuhkan waktu tapi akan menghasilkan sebuah pekerjaan yang layak dan baik karena sesuai dengan kebutuhan. Sebaliknya Bidang Pengelolaan Sampah yang terkena akibat dari permasalahan tersebut, yang mana pelakunya sebenarnya sebagian masyarakat yang belum sadar dengan perbuatannya membuang sampah sembarangan. Agar selalu bersikap siaga dengan segala kemungkinan dari kelalaian masyarakat itu.
“Kalau kerja seara gotong royong tanpa ada saling menyalahkan satu sama lain. Maka akan tercipta nuansa kerja yang baik. Dengan demikian permasalahan itu akan cepat tertanggulangi,” pungkas Jay. (Ki Agus N. Fattah).