Kendala Server UN, Kemendikbud Akui Tak Bisa Kontrol Mesin

oleh
oleh

Jakarta | Kontroversinews.-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut bahwa masalah server dalam penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terjadi akibat akses yang membludak.

“Ya, namanya mesin. Siapa yang bisa mengontrol mesin? Kalau yang akses banyak, server jadi crowded dan ada yang bisa tersambung maupun tidak,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad, di kantornya, Jakarta, Senin (23/4).

Dilansir dari , CNN Indonesia.com, ketika server ini terganggu, lanjutnya, soal pun tak bisa diakses oleh siswa peserta ujian. Namun, hal itu kini diakuinya sudah ditangani oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud.

“[Server] itu bisa down sama sekali. Tadi saya terima laporan, itu sudah up,” aku Hamid.

Masalah itu, imbuhnya, tetap terjadi meski Kemendikbud menambah jumlah server untuk UNBK.

“Itu sudah ditambah kok server-nya. Masih kurang kan? Jadi memang harus ditambah lagi karena peserta UN SMP sebesar 4,3 juta dan 70 persennya UNBK,” katanya.

Hamid pun mengimbau agar pelajar tidak perlu panik menghadapi kendala teknis saat UNBK. Sebab, ujian dibagi dalam tiga sesi sehari itu bukanlah penentu kelulusan.

“Ya, ikuti saja dengan baik. Tidak usah terlalu hawatir dan nggak usah menoleh kanan-kiri karena soalnya beda. Percaya diri saja mengerjakan dengan kemampuan,” katanya.

Sebelumnya, sejumlah orang tua murid menyalurkan keluhan anaknya terkait masalah server UNBK yang bermasalah. Salah satunya adalah Inung, orang tua dari Kenya Maharani (15) yang terhambat satu jam dalam mengerjakan UN.

Kenya merupakan siswi kelas tiga Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Khairiyah, Mampang, Jakarta Selatan. Menurut Inung, Kenya seharusnya mengerjakan UNBK pada sesi I pukul 07.30 – 09.30 WIB.

Namun, kendala teknis menyebabkan Kenya dan seisi kelas baru rampung mengerjakan soal pukul 10.30 WIB. “Bun, tadi server-nya ngadat. Nambah satu jam,” kata Inung menirukan ucapan anaknya.

Sebanyak 4.296.557 siswa SMP dan MTs mengikuti UN yang diselenggarakan pada 23 April hingga 26 April 2018.

UN untuk tingkat SMP digelar di 55.719 SMP/MTs. Dari jumlah tersebut, terdapat 27.110 sekolah yang menyelenggarakan UN menggunakan kerta dan pensil. Sementara sisianya, 28.609 sekolah sudah berbasis komputer.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *