Sekolah Tatap Muka Dimulai, Tanpa Istirahat dan Membingungkan

oleh
ilustrasi pembelajaran tatap muka. (Foto: Dok iNews).

Namun ternyata niatan sekolah agar anak-anak bisa mendapat kesempatan menerima semua pelajaran tidak bisa dilaksanakan dengan mulus. Buktinya memasuki tiga bulan belajar tatap muka ternyata, seperti dialami anak saya yang bungsu, hanya mendapatkan satu kali pelajaran pengenalan komputer. Belum terbayangkan bagaimana ujian kenaikan kelasnya nanti.

Pembelajaran Daring

Selama pembelajaran daring, anak-anak hanya diberikan tugas mengerjakan latihan ataupun prakarya. Kemudian hasilnya difoto atau direkam dan dikirimkan langsung ke guru pelajaran masing-masing untuk dinilai. Terkadang tugas yang diberikan disertai dengan video atau rekaman suara bernarasi pendek mengenai penjelasan tentang pelajaran yang diajarkan.Sejak awal pembelajaran daring, jadwal pelajaran adalah tentatif; bisa berubah setiap hari tergantung kesiapan gurunya dalam memberikan rekaman penjelasan pelajaran. Hal ini menunjukkan kemampuan guru baik dalam bidang teknologi informasi ataupun mengajar satu arah masih sangat kurang.

Di Whatsaap grup kelas, orangtua mengeluhkan anak-anaknya yang kewalahan mengerjakan tugas dari sekolah. Dan guru hanya memberikan jawaban yang tidak memuaskan. Jawaban, “Kami hanya mengikuti peraturan sekolah dan itu sudah menjadi hasil rapat para guru,” seperti sudah menjadi default answer yang dilontarkan para guru.
Memang mendidik anak bukan hanya tugas guru di sekolah, tapi jika tidak terciptanya kondisi yang saling mendukung menjadikan orangtua lepas tangan dan bersikap masa bodo. Yang terpikir oleh mereka, daripada anaknya stres dan menurunkan imun tubuh, lebih baik dia mengerjakan semampunya saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *