JAKARTA (Kontroversinews.com) – Keputusan untuk mengizinkan anak-anak sekolah tatap muka berada di tangan orangtuanya. Dan, sekarang sudah memasuki bulan ketiga sekolah mengadakan belajar tatap muka dengan sistem membagi 30 orang murid menjadi dua shift yang masuk bergantian pada hari yang berbeda. Masing-masing shift hanya belajar 4 jam, tanpa istirahat untuk bermain. Jam istirahat yang sebentar itu hanya digunakan untuk menyantap snack yang dibawa dari rumah. Itu juga harus duduk di kursi masing-masing, dan tidak boleh bertukar makanan dengan teman yang lain.
Bisa dikatakan keadaan kelas saat belajar tatap muka itu bebas tapi terikat. Mulai belajar tatap muka dengan sistem membagi rombongan belajar menjadi dua shift ada kekurangannya. Dalam sehari mereka harus belajar beberapa pelajaran seperti biasa, hanya saja durasinya yang berkurang. Biasanya satu jam pelajaran memerlukan waktu 90 menit, namun kini hanya menghabiskan waktu 60 menit bahkan kurang.
Dan, biasanya anak-anak akan membawa setumpuk tugas yang tidak selesai mereka kerjakan karena kurangnya waktu. Seperti yang dikeluhkan anak pertama saya yang duduk di Kelas X, “Belajar di sekolah ternyata nggak lebih mengerti dibandingkan daring. Tugasnya banyak terus gurunya menjelaskan terlalu cepat karena waktunya dipangkas.”