BPBD Akan Fokus Pada Penanganan Banjir Rancaekek, Begini Alasannya

- Pewarta

Senin, 8 Maret 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SOREANG (Kontroversinews.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung akan fokus pada penanganan banjir yang kerap melanda Kecamatan Rancaekek.

“Tapi untuk Rancaekek nampaknya lain persoalan karena sumbangan airnya dari Sumedang. Kita sekarang lebih fokus ke Sungai Cikeuruh dan Citarik. Pertama karena di sana terjadi pendangkalan sungai, kedua karena sedimentasi lumpur bawaan dari Gunung Geulis Tanjung Sari Sumedang ini cukup tinggi,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, H. Akhmad Djohara saat wawancara diruang kerjanya, Soreang, Senin (8/3).

Akhmad mengatakan bahwa dalam rangka penanganan banjir tersebut, maka harus ada kerjasama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Bandung dengan Pemerintah Sumedang dan tentunya Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus bisa menjadi fasilitatornya.

“Jangan sampai Rancaekek terus-terusan tergenang, efeknya sampai ke Tegalluar, ini sudah kami survey disamping karena sedimentasi ya terjadi pendangkalan di Rancaekek, nampaknya harus dilakukan pengerukan,” ujar Akhmad.

Sementara itu, dengan adanya sodetan Sungai Cisangkuy dari Banjaran ke Rancamanyar dan Curug Jompong dengan dua terowongan besarnya, menurut Akhmad, sudah dapat dirasakan hasilnya. Kata Akhmad, wilayah Baleendah, Dayeuhkolot sudah bisa merasakan manfaatnya.

“Titik rawan banjir, tetap kalau kita melihat pengalaman yaitu antara Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang tapi sekarang malah berpindah ke Rancaekek,” ungkap Akhmad.

Akhmad mengungkapkan bahwa bencana alam hidrometrologi ditahun 2020 itu ada penurunan atau agak landai dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tapi di 2021 ini pihaknya tetap siaga penuh dalam rangka penanganan bencana. Kata Akhamd, saat tahun 2018 curah hujan tinggi terjadi pada Februari, tahun 2019 terjadi pada Maret, tahun 2020 terjadi pada Maret hingga April.

“Jadi memang ada siklus waktu yang cenderung maju, untuk tahun 2021 sekarang ya kita tetap siaga penuh, karena kalau dilihat dari siklus kemarin, nampaknya Maret hingga April itu ya harus siaga penuh,” jelasnya.

Dalam rangka penanganan bencana, pihaknya melakukan inventarisir peralatan dan barang-barang untuk kegiatan evakuasi, termasuk tempat-tempat pengungsian. Kata Akhmad, sudah ada koordinasi dengan pemimpin kecamatan tentang bagaimana penerapan protokol kesehatan di tempat pengungsian. Yaitu mulai dari menjaga jarak, penyediaan tempat cuci tangan dan rutin melakukan disinfektan.

“Masyarakat tetap hati-hati, karena tanda-tanda alam mulai datang, contoh seperti petir dan geledek yang sudah mulai ada, itu tanda alam yang bisa kita pelajari dari tahun sebelumnya. Jadi kalau terjadi peningkatan curah hujan, tolong hati-hati terutama masyarakat yang bermukim di perbukitan dan ada tebing disekitar rumahnya, tolong diwaspadai, kalau memang cukup berbahaya pada saat hujan besar, maka mengungsi dulu di rumah saudara atau tetangga yang lebih aman. Kami selalu siap 1×24 jam, setiap malamnya ada sepuluh orang yang melaksanakan piket,” pungkas Akhmad. (Lily Setiadarma ).***AS

Berita Terkait

SPPG Selacau Diminta Tingkatkan Kualitas Usai Insiden Keracunan
Warga Padamenak Geruduk Bale Desa, Desak Kades Mundur Diduga Kasus Asusila
Dana Insentif Stunting Rp5,4 Miliar Diduga Menyimpang, Pendiri KBB Desak Aparat Hukum Turun Tangan
Sekdes Windujaya Diduga Lakukan Pemukulan, Pemuda 17 Tahun Dilaporkan Jadi Korban
Warga Desa Lengkong Gembira, Usaha Bulu Ayam Ciganitri Resmi Dihentikan
Tragedi 28 Agustus, Komite Aksi Kuningan Sebut Gagalnya Kepemimpinan Politik
Obat Daftar G Dijual Bebas di Cilimus: Warga Resah, Hukum Tak Bertaji?
Kodim 0614/Kota Cirebon, Satpol PP, dan Bea Cukai Gelar Operasi Gabungan Pemberantasan Rokok Ilegal

Berita Terkait

Sabtu, 27 September 2025 - 16:54

SPPG Selacau Diminta Tingkatkan Kualitas Usai Insiden Keracunan

Rabu, 24 September 2025 - 07:55

Warga Padamenak Geruduk Bale Desa, Desak Kades Mundur Diduga Kasus Asusila

Sabtu, 20 September 2025 - 01:22

Dana Insentif Stunting Rp5,4 Miliar Diduga Menyimpang, Pendiri KBB Desak Aparat Hukum Turun Tangan

Senin, 15 September 2025 - 17:39

Sekdes Windujaya Diduga Lakukan Pemukulan, Pemuda 17 Tahun Dilaporkan Jadi Korban

Kamis, 4 September 2025 - 19:28

Warga Desa Lengkong Gembira, Usaha Bulu Ayam Ciganitri Resmi Dihentikan

Berita Terbaru

REGIONAL

Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah

Jumat, 3 Okt 2025 - 17:41