Berdasarkan salinan Panduan Peserta Rapat Kerja Ortaka yang diperoleh ERA.id, agenda rapat bakal diiisi sejumlah acara lainnya seperti fun game berupa lomba kreasi tumpeng, hiburan musik, stand up comedy, hingga bersepeda santai dari Mapolsek Semplak Jogja sampai Warung Kopi Klotok Kaliurang Jogja.
Sumber dari ERA.id juga mengungkapkan, untuk menggelar kegiatan rapat kerja selama tiga hari di hotel bintang lima tersebut, biaya yang dikeluarkan mencapai Rp200 juta.
Kegiatan rapat kerja itu lantas mendapat banyak sorotan dan kritikan. Salah satunya dari mantan penyidik KPK Novel Baswedan yang mempertanyakan urgensi menggelar rapat kerja di hotel mewah dan di tengah-tengah pandemi saat ini.
“Pimp KPK + pejabat utamanya besok & lusa, laksanakn raker di Hotel Seraton Yogya. Dilanjut dengan Jumat pagi acara sepeda santai start Mapolsek Semplak – warung Kopi Kali Urang Yogya,” kata Novel seperti dikutip dari Twitternya @nazaqistha, Kamis (28/10/2021).
Dia kemudian mempertanyakan kepentingan dari rapat tersebut digelar di hotel berbintang tersebut. Apalagi, acara raker ini dilakukan di tengah pandemi COVID-19.
“Etis nggak sih? Ditengah pandemi & kesulitan mengadakan acara begini,” tanyanya.
Selain Novel, mantan Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Suprapdiono juga mengkritik agenda rapat kerja tersebut. Dia mengatakan, negara sampai berutang hanya untuk membiayai kebiasaan buruk pejabat, termasuk para pimpinan KPK yang senang bergaya mewah.
“Negara sampai hutang untuk APBN , agar KPK jaman now, pimpinan dan pejabatnya bisa sepedahan, rapat nginap di hotel berbintang lima, nyanyi bareng, ngopi nglothok, bayar komika dan kongkow santai. Sambil milih milih hasil sadapan untuk dimusnahkan,” kata Giri dalam cuitannya di Twitter @girisuprapdiono.
Sumber: Era.id