Kuningan, Kontroversinews | Komite Aksi Peduli Demokrasi Kabupaten Kuningan yang terdiri dari gabungan Ormas, LSM, serta komunitas ojek online menggelar aksi damai di depan Kantor Polres Kuningan, Minggu (31/8/2025) kemarin.
Aksi yang diikuti sekitar 400 peserta ini berlangsung tertib dan aman, tanpa diwarnai kericuhan sebagaimana terjadi di beberapa daerah lain.
Dalam orasinya, Ketua Barak, Nana Rusdiana, S.IP, menyampaikan keprihatinan atas carut-marutnya demokrasi pasca peristiwa Tragedi 28 Agustus 2025 yang menimbulkan korban jiwa.
“Peristiwa tersebut merupakan Tragedi Demokrasi sekaligus cermin kegagalan kepemimpinan politik dalam merawat ruang demokrasi,” tegas Nana.
Ia menambahkan, aksi damai yang digelar ini adalah bukti bahwa demokrasi masih ada, masih hidup, dan bisa berjalan tanpa kekerasan. Demokrasi sejati, menurutnya, adalah demokrasi yang menjunjung tinggi nilai, etika, dan prinsip-prinsip kebangsaan.
Kegiatan aksi ditutup dengan doa bersama untuk almarhum Affan Kurniawan, serta penyerahan pernyataan sikap berisi tujuh tuntutan kepada pihak terkait:
- Mengecam keras tindakan represif aparat keamanan.
- Mendesak pengusutan tuntas tragedi 28 Agustus 2025.
- Menghentikan segala bentuk arogansi dan tindakan represif aparat.
- Meminta semua pihak menahan diri demi menjaga keutuhan bangsa.
- Menuntut Ketua Partai mencopot anggota DPR RI yang dianggap memprovokasi serta memancing kekecewaan publik.
- Menegaskan bahwa tragedi 28 Agustus 2025 adalah Tragedi Demokrasi dan cermin kegagalan kepemimpinan politik dalam merawat ruang demokrasi.
Aksi damai ini berjalan lancar tanpa tindakan anarkis. Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Kuningan cinta damai. Kondisi kondusif juga tak lepas dari terbangunnya komunikasi efektif serta sinergitas antara massa aksi dengan Polres Kuningan di bawah pimpinan AKBP Ali Akbar.
“Stabilitas Kuningan bisa terjaga berkat kerja sama yang baik,” pungkas Nana. ***