41 Korban Jiwa, Berikut Fakta Lain Pada Banjir Bandang di NTT

- Pewarta

Senin, 5 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banjir bandang Flores Timur, NTT. (Foto/Antara)

Banjir bandang Flores Timur, NTT. (Foto/Antara)

NTT (Kontroversinews.com) – Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus lakukan penanganan darurat pasca insiden banjir bandang di Kabupaten Flores Timur pada Minggu (4/4/2021) dini hari pukul 01.00 waktu setempat. Awalnya, dilaporkan dua desa yang terkena dampak banjir bandang, yaitu Desa Lamanele di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur.

Pantauan BPBD di Desa Lamanele, puluhan rumah warga tertimbun lumpur. Ada juga rumah warga yang hanyut terbawa banjir.

Berikut 4 Fakta Banjir Bandang di NTT:

1) Banjir Bandang Terjadi di Beberapa Daerah

Banjir bandang terjadi di beberapa Kabupaten FLores Timur. Wilayah terdampak banjir bandang antara lain, Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.

Akibat bencana banjir bandang itu 5 jembatan putus dan puluhan rumah warga tertimbun lumpur, seperti di Desa Nelelamadike, dan puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat.

Bupati bersama stakeholder lainnya yaitu BPBD, TNI, Polri, dinas PUPR, Satpol PP, dinas kesehatan, dinas pertanian dan dinas ketahanan pangan, dinas perkebunan dan peternakan, perwakilan DPRD dan lainnya telah berada di lokasi dan membantu penanganan darurat bencana.

Dukungan logistik yang telah didorong menuju lokasi bencana antara lain makanan siap saji 1.002 paket, lauk pauk 1.002 paket, makanan tambah gizi 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, rapid test antigen 10.000 test, masker kain 1.000 buah dan masker medis 1.000 buah.

2) 41 Orang Meninggal Dunia

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada 41 orang yang meninggal. Angka tersebut belum final, BNPB terus memperbaharui data.

“Kita verifikasi ulang saat ini kami mendapatkan data 41 orang meninggal dunia dalam pendataan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam jumpa pers di YouTube BNPB, Minggu (4/4/2021).

Data tersebut dikumpulkan per pukul 17.30 WIB yang disampaikan BNPB pukul 18.00 WIB. Selain korban tewas dilaporkan juga sembilan orang luka-luka. Lalu 27 orang hilang dan 29 KK terdampak yang mana masih dalam pendataan.

“Sekali lagi data ini sangat dinamis dan juga kita sedang melakukan verifikasi ulang dengan data ini data per jam 17.30 WIB,” paparnya.

3) 27 Orang Belum Ditemukan

Mengutip dari laman Detikcom, selain 41 warga meninggal dunia akibat banjir bandang, BPBD menyebut hingga kini sebanyak 27 orang warga belum ditemukan. Selain itu ada beberapa orang yang luka-luka.

“BPBD setempat melaporkan data sementara yang menyebutkan 41 warga meninggal dunia, 9 luka-luka dan 27 hilang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangannya, Minggu (4/4/2021).

Banjir bandang melanda empat desa di tiga kecamatan di Kabupaten Flores Timur. Raditya memastikan BPBD terus melakukan pendataan dan memverifikasi data di lapangan untuk dilakukan pemutakhiran.

Korban paling banyak berada di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, dengan 35 warga meninggal dunia, 5 luka-luka, 19 hilang dan 9 KK atau 20 jiwa terdampak. Sedangkan di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, terdapat 3 warga meninggal dunia dan 4 terluka serta 7 warga masih hilang.

Sedangkan rincian korban di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado, sebanyak 3 warga meninggal dunia dan 1 orang lainnya hilang, sedangkan 40 KK terdampak.

4) Evakuasi Terkendala Alat Berat

Camat Adonara Timur, Damianus Wuran, mengungkap kandalam evakuasi dan penanganan banjir bandang di wilayahnya. Menurutnya warga berupaya melakukan evakuasi secara mandiri karena terbatasnya alat berat.

“Kita kesulitan alat berat sehingga pencarian korban jadi lambat, karena alat berat yang ada saat ini sudah dievakuasi ke wilayah Kecamatan Ile Boleng yang juga terjadi banjir dan tanah longsor,” kata Damianus, Minggu (4/4/2021).

Diketahui, banjir bandang di Waiwerang dan sekitarnya merupakan salah satu dari dua titik bencana di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, pada Minggu (4/4) dini hari. Satu titik lain berupa banjir dan tanah longsor terjadi di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng.

Berita Terkait

SPPG Selacau Diminta Tingkatkan Kualitas Usai Insiden Keracunan
Warga Padamenak Geruduk Bale Desa, Desak Kades Mundur Diduga Kasus Asusila
Dana Insentif Stunting Rp5,4 Miliar Diduga Menyimpang, Pendiri KBB Desak Aparat Hukum Turun Tangan
Sekdes Windujaya Diduga Lakukan Pemukulan, Pemuda 17 Tahun Dilaporkan Jadi Korban
Warga Desa Lengkong Gembira, Usaha Bulu Ayam Ciganitri Resmi Dihentikan
Tragedi 28 Agustus, Komite Aksi Kuningan Sebut Gagalnya Kepemimpinan Politik
Obat Daftar G Dijual Bebas di Cilimus: Warga Resah, Hukum Tak Bertaji?
Kodim 0614/Kota Cirebon, Satpol PP, dan Bea Cukai Gelar Operasi Gabungan Pemberantasan Rokok Ilegal

Berita Terkait

Sabtu, 27 September 2025 - 16:54

SPPG Selacau Diminta Tingkatkan Kualitas Usai Insiden Keracunan

Rabu, 24 September 2025 - 07:55

Warga Padamenak Geruduk Bale Desa, Desak Kades Mundur Diduga Kasus Asusila

Sabtu, 20 September 2025 - 01:22

Dana Insentif Stunting Rp5,4 Miliar Diduga Menyimpang, Pendiri KBB Desak Aparat Hukum Turun Tangan

Senin, 15 September 2025 - 17:39

Sekdes Windujaya Diduga Lakukan Pemukulan, Pemuda 17 Tahun Dilaporkan Jadi Korban

Kamis, 4 September 2025 - 19:28

Warga Desa Lengkong Gembira, Usaha Bulu Ayam Ciganitri Resmi Dihentikan

Berita Terbaru

REGIONAL

Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah

Jumat, 3 Okt 2025 - 17:41