Vaksin Pfizer Diizinkan untuk Booster COVID-19 pada Remaja

- Pewarta

Minggu, 9 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Vaksin Pfizer

Vaksin Pfizer

kontroversinews.com–  Saat ini, hanya vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 yang diizinkan dan direkomendasikan untuk remaja berusia 12-17 tahun di AS.

CDC merekomendasikan dosis vaksin primer tambahan untuk anak berusia 5-11 tahun dengan gangguan kekebalan sedang atau berat yang harus diberikan 28 hari setelah suntikan kedua mereka. Untuk anak-anak berusia 5-11 tahun, hanya vaksin Pfizer yang diizinkan dan direkomendasikan di AS .

Badan kesehatan juga telah memperpendek interval suntikan booster dari 6 bulan menjadi 5 bulan untuk orang yang menerima Vaksin Pfizer COVID-19. Ini berarti mereka dapat menerima suntikan booster Pfizer 5 bulan setelah menyelesaikan seri utama mereka. Namun, rekomendasi interval booster untuk vaksin J&J (2 bulan) atau vaksin Moderna (6 bulan), tetap sama.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), telah memperluas kelayakan dosis vaksin COVID-19 booster. Dengan atas rekomendasi Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP), maka vaksin booster Pfizer layak untuk mereka yang berusia remaja.

Dikutip dari laman The Health Site, badan kesehatan tersebut merekomendasikan bahwa remaja berusia 12 hingga 17 tahun harus menerima suntikan booster 5 bulan setelah seri vaksinasi Pfizer-BioNTech awal mereka. CDC mengklaim bahwa penguat COVID-19 itu akan membantu memperluas dan memperkuat perlindungan terhadap Omicron dan varian SARS-CoV-2 lainnya.

“Sangat penting bagi kita untuk melindungi anak-anak dan remaja kita dari infeksi COVID-19 dan komplikasi penyakit parah. Hari ini, saya mendukung pemungutan suara ACIP untuk memperluas kelayakan dan memperkuat rekomendasi kami untuk dosis booster. Kami sekarang merekomendasikan bahwa semua remaja berusia 12-17 tahun harus menerima suntikan booster 5 bulan setelah seri utama mereka,” ujar Direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky.*

 

Berita Terkait

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen
Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya
2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia
Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania
RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi
Trump Tunda Pemblokiran TikTok, Beri Perpanjangan waktu 75 hari
Ikuti Maraton Liuzhou, Mahasiswa Indonesia Berbagi Kesan Tentang China
SAR Malaysia Selamatkan Korban Gempa Myanmar Terperangkap Enam Hari

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 11:43

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen

Jumat, 18 April 2025 - 15:57

Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya

Kamis, 17 April 2025 - 10:36

2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia

Selasa, 15 April 2025 - 09:32

Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania

Jumat, 11 April 2025 - 09:51

RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi

Berita Terbaru