Nanning (Kontroversinews) – Baru-baru ini, Maraton Liuzhou 2025 digelar di Kota Liuzhou, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. Di antara para peserta, sekelompok mahasiswa Indonesia yang berlari dengan mengenakan kostum tradisional Indonesia berhasil menarik perhatian para penonton di tepi jalan. Dalam ajang tersebut, beberapa mahasiswa itu membawa spanduk yang bertuliskan slogan persahabatan China-Indonesia.
Para mahasiswa itu sedang menempuh pendidikan di Universitas Politeknik Liuzhou. Tahun ini bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik China-Indonesia serta 20 tahun terjalinnya hubungan persahabatan kota kembar (sister city) Bandung-Liuzhou. Dalam suasana persahabatan yang kental antara kedua negara, para mahasiswa Indonesia itu dengan penuh semangat mengikuti maraton ini.
Salah satu peserta asal Indonesia adalah Nadya Astherlita Giovanni, yang bernama Mandarin Rao Yingying. Sambil mengatur napas setelah lari, Nadya menikmati pemandangan Kota Liuzhou di tepian Sungai Liujiang.
Dengan gunung-gunung menjulang tinggi di kejauhan dan pemandangan karst yang unik tercermin di Sungai Liujiang, banyak pabrik industri beroperasi di kota ini. “Saya rasa Liuzhou tak hanya Kota Industri, tetapi juga memiliki pemandangan yang memesona,” seru Nadya.
Muhammad Iqmal Ghifari Akbar, yang bernama Mandarin Li Mingyu, adalah seorang mahasiswa asal Bandung. “Bandung adalah kota yang kaya akan kebudayaan dan Liuzhou adalah kota industri yang terkenal. Kita sebagai kota kembar sama-sama memiliki pemandangan indah nan permai dan rakyat yang bersahabat,” ujar Muhammad.
Dia mengaku memilih jurusan bisnis internasional sebagian besar karena pengaruh Wuling, yang kini menjadi merek terkenal di Indonesia. Muhammad pun menyatakan keinginannya untuk dapat bekerja di Wuling Indonesia dan berkontribusi pada peningkatan hubungan Bandung dan Liuzhou, basis Wuling berada.
Zhu Minhua, seorang dosen di Universitas Politeknik Liuzhou, menyatakan harapannya agar kegiatan seperti maraton ini dapat memberikan pengalaman langsung bagi para mahasiswa internasional mengenai keterbukaan dan inklusivitas Kota Liuzhou. Zhu menyebut bahwa para mahasiswa Indonesia juga memanfaatkan kegiatan interaktif untuk memperkenalkan kebudayaan tanah air kepada rakyat China, seperti kostum tradisional dan kesenian Indonesia.
“Dengan demikian, rakyat China lebih mengenal Indonesia dan persahabatan kedua negara dapat diperdalam,” kata Zhu.
Geovanny Amadea, yang bernama Mandarin Wang Meina, masih ingat ketika dirinya baru tiba di Liuzhou, teman-teman baru dan gurunya di China dengan ramah mengajarkan dia menggunakan pembayaran seluler China. Selain itu, mereka juga mengajak Geovanny untuk merasakan langsung semarak perayaan Tahun Baru Imlek.
“Sejujurnya, saya memang sudah jatuh cinta dengan kehidupan di sini,” kata Geovanny.
Setelah menuntaskan larinya, para peserta menyantap makanan lokal yang disajikan pihak penyelenggara maraton ini. Di antara berbagai makanan lokal yang disajikan, Bihun Luosifen Liuzhou menjadi santapan yang banyak diminati.
Dalam beberapa tahun terakhir, Luosifen sudah semakin mendunia, termasuk masuk ke Indonesia dan berhasil mendapat sertifikat halal. Sampai saat ini, Luosifen sudah menjadi sebuah simbol persahabatan antara Liuzhou dan Indonesia.
Zhu Minhua, seorang dosen di Universitas Politeknik Liuzhou, menyatakan harapannya agar kegiatan seperti maraton ini dapat memberikan pengalaman langsung bagi para mahasiswa internasional mengenai keterbukaan dan inklusivitas Kota Liuzhou. Zhu menyebut bahwa para mahasiswa Indonesia juga memanfaatkan kegiatan interaktif untuk memperkenalkan kebudayaan tanah air kepada rakyat China, seperti kostum tradisional dan kesenian Indonesia.
“Dengan demikian, rakyat China lebih mengenal Indonesia dan persahabatan kedua negara dapat diperdalam,” kata Zhu
Tang Fang, selaku ketua kantor urusan luar negeri Liuzhou, menyoroti peranan sister city dalam memperdalam hubungan China-Indonesia. “Sister city bukanlah sekadar perjanjian, ini merupakan sebuah platform untuk kita lebih mengintegrasikan kehidupan kedua belah pihak dan mendorong pertukaran,” kata Tang. ***