Tragedi Maut Gunung Kuda, Menuai Respon Keras Sultan Sepuh Pangeran Kuda Sang Pemilik Hak Tanag Ulayat Gunung Kuda

- Pewarta

Jumat, 30 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cirebon, Kontroversinews | Terjadi lagi Longsor penambangan Gunung Kuda untuk kesekian kalinya, kali ini memakan korban kembali kurang lebih 15 orang tertimbun dan juga beberapa alat berat.

Jumat siang (30/05/2025) sekitar pukul 10.22 WIB aktifitas penambangan seperti biasa melakukan aktifitasnya, mesin – mesin alat berat menunjukan eksis tensinya di areal tambang, aktifitas masyarakatpun ikut terlihat, mobil – mobil dum truck ikut sibuk menaikan muatan batunya yang siap dikirim kepada para konsumen yang sudah mengorder, karena tambang batu tersebut merupakan salah satu mata pencarian masyarakat sekitar.

Cuaca hari ini sangat bagus dan cerah, seolah ada limpahan rejeki yang akan mereka dapatkan disana. Harapan para masyarakat yang kerja hari ini dapat membawa sedikit rupiah yang dapat dibawa pulang untuk keluarganya.

Tapi kuasa Tuhan berkehendak lain, didalam kesibukan mereka para penambang disaat sedang beraktifitas tiba – tiba lereng gunung kuda longsor turun ke bawah dengan jumlah kubik kasi yang sangat besar.
Dikarenakan kejadian longsor yang begitu cepat para penambang yang berada dibawahnya tidak sempat menghindar dan menyelamatkan diri dari matrial batu yang longsor.

Kejadian ini sepontan mendapat rekasi keras dari Sultan Sepuh Pangeran Kuda Putih yang merupakan Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon, kepada awak media Sultan Sepuh menyampaikan ,

” Sebenarnya saya sudah beberapa kali mengingat kan kepada pengelola tambang tersebut agar sementara menghentikan kegiatannya disana dengan melalui surat resmi dan juga mengutus panglima besar laskar kuda putih untuk kesana menemui abdul karim selaku penanggung jawab tambang disana, saksinya saya pernah bersurat yaitu kapolsek dukuh puntang, karena saya juga berkunjung ke kantor polsek dukuh puntang saat itu, ”

“.. Abdul karim malah merespon surat saya dengan cara yang tidak baik, hanya menyampaikan kepada kanit dukuhpuntang saat itu dengan narasi kalau tidak salah ‘ saya sudah bayar koordinasi ke perhutani, nah ini lah letak biang kerok permasalahannya…” Sultan dengan nada sedikit memberikan penekanan,

” Memangnya sejak kapan perhutani itu punya tanah apalagi gunung?, memangnya alas hak ulayatnya itu punya siapa?, memangnya lebih dulu mana perhutani dengan kami kesultanan cirebon?, dan kapan kesultanan cirebon menjual, menyerahkan atau memberikan kepada perhutani?, apakah perhutan sudah bayar hak sewa hipotik tanahnya kepada kami?, ini jangan main main, perhutani main kasih ijin penambangan kepada Abdul karim yang dasarnya cuma yayasan, hebat sekali, sudah begitu statusnya Hak Pakai dan mengelola itu perhutani, kalau ijinnya hak pakai atau mengelola, itu gunung kuda dari mancung sampe pesek begitu, itu bukan pakai bukan mengelola tapi ngerampok,

kesultanan cirebon itu sampai saat ini masih eksis dan keberadaan sultannya masih berdaulat, dan masih memegang hak tanah ulayat kesultanan cirebon secara turun temurun, saya ini sultan yang ahli waris dari pendiri dan pemilik kesultanan cirebon. ”

” Dalam peristiwa ini saya harap pemerintah tegas dan beri hukuman yang pantas bagi pengelola tambang tersebut, karena tambang gunung kuda ini bukan kali ini saja memakan korban, tapi sudah sering, tapi si pengelola ini seakan masa bodo dan mengampangkan, lihat saja orang orang yang kerja disana, tidak ada yang pakai standarisasi safety penambangan, ”

” Jadi aparat penegak hukum karena ini kejadian yang sudah berkali kali, saya minta kali ini tegas dan tindak para pelaku nya, dan tutup tambang itu untuk selamanya, dan saya harap Gubernur KDM kedepannya dapat kita diskusikan bersama dengan saya, bagaimana Gunung Kuda itu kita jadikan objek wisata alam saja, jangan buat tambang lagi “,

” Dan memang sudah seharusnya saya selaku pemilik kewenangan lahan gunung kuda diajak duduk bicara soal lahan tersebut, saya ingatkan jangan ada yang dzolim terhadap tanah tanah peninggalan kanjeng Sunan Gunung Jati, karena karma itu ada, mungkin nanti areal gunung kuda akan saya pasang plang tanah wewengkon keraton kasepuhan kesultanan cirebon” Tutup Sultan Sepuh Pangeran Kuda Putih.

Peristiwa ini kedepannya agar menjadi pelajaran bagi kita semua. Alam tidak akan murka jika kita sebagai manusia tidak merusak alam. Alam akan bersahabat dengan manusia jika manusianya dapat bersahabat dengan alam. ***

Berita Terkait

Bupati Samosir Ikuti Upacara HUT Bhayangkara ke- 79 Tahun 2025 Polres Samosir
Anita Girsang Dibidik Media Tanpa Bukti: Di Mana Etika Jurnalisme?
Klaim Eks Pendopo Kuningan Disorot, Laskar Kuda Putih Bela Sultan
Kapolda Sumut Bersama Bupati dan Wakil Bupati Samosir Panen Jagung Program Ketahanan Pangan Nasional
Kota Cirebon Dipilih UNHAN RI untuk KKDN, Sekda Tegaskan Pentingnya Peran Daerah dalam Ketahanan Bangsa
Ribuan Warga Meriahkan Brebes Soekarno Run 2025
Apel Pagi, Wakapolres Brebes Sidak Anggota Dengan Laksanakan Gaktibplin
Presiden Serahkan Sapi Kurban ke Brebes
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 1 Juli 2025 - 12:56

Bupati Samosir Ikuti Upacara HUT Bhayangkara ke- 79 Tahun 2025 Polres Samosir

Sabtu, 28 Juni 2025 - 13:10

Klaim Eks Pendopo Kuningan Disorot, Laskar Kuda Putih Bela Sultan

Senin, 23 Juni 2025 - 16:18

Kapolda Sumut Bersama Bupati dan Wakil Bupati Samosir Panen Jagung Program Ketahanan Pangan Nasional

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:21

Kota Cirebon Dipilih UNHAN RI untuk KKDN, Sekda Tegaskan Pentingnya Peran Daerah dalam Ketahanan Bangsa

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:19

Ribuan Warga Meriahkan Brebes Soekarno Run 2025

Berita Terbaru