Brebes, Kontroversi news, Com. -Ratusan peserta dari berbagai elemen berkumpul dalam Sosialisasi Nasional EcoMasjid dan Gerakan Menanam Pohon, sebuah gerakan ekologis yang menyatukan spiritualitas dan kepedulian lingkungan. Gerakan ini mengusung tema Penghijauan Berbasis Masjid, Gerakan Menanam Pohon Serentak dalam Mendukung Mitigasi Perubahan Iklim.
Sosialisasi dibuka oleh Plh Bupati Brebes Wurja SE, dilanjutkan penanaman pohon secara simbolis bersama Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup PP DMI diwakili Ketua Departemen Lingkungan dan Ekologi Masjid PP DMI, Dr (c) Agung Prihatna S Sos M Kesos, Ketua PD DMI Brebes, Kemenag Brebes, perwakilan OPD Kabupaten Brebes, serta para siswa MAN 1 Brebes.
“Gerakan menanam pohon ini bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi langkah nyata untuk menjaga keseimbangan alam. Masjid harus menjadi pusat perubahan, yang tidak hanya sejuk dalam ibadah, tapi juga sejuk dalam lingkungan,” ucap Wurja usai melakukan penanaman di Pelataran Selatan Masjid Islamic Center Brebes, Selasa (11/11/2025).
Wurja menegaskan, konsep Masjid Hijau sangat relevan dengan kondisi global saat ini, di mana perubahan iklim semakin nyata dan mengancam kehidupan generasi mendatang.
Wakil Ketua PW DMI Jateng Dr H Multazam Ahmad menyampaikan apresiasi kepada DMI Kabupaten Brebes atas keberhasilannya menyiapkan penanaman pohon serentak di wilayahnya.
“Kegiatan ini bermanfaat untuk menghijaukan masjid. Mudah-mudahan menjadi langkah awal untuk memproteksi iklim agar tetap sejuk dan hijau,” katanya.
Sementara itu, Ketua Departemen Lingkungan dan Ekologi Masjid PP DMI, Dr (c) Agung Prihatna S Sos M Kesos menjelaskan, gerakan EcoMasjid merupakan bentuk nyata penerapan ajaran Islam tentang pelestarian alam.
“EcoMasjid adalah masjid ramah lingkungan. Gerakan menanam pohon ini adalah amanah yang harus dijalankan bersama. Kami berharap ke depan Kemenag dapat memperluas gerakan ini di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Agung Prihatna menyampaikan, Brebes menjadi yang ketiga di Indonesia, setelah sebelumnya dilaksanakan di Pesantren Al Ittifaqiah Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur. Brebes dipilih karena memiliki lahan luas, populasi besar, dan potensi ekologis yang strategis.
“Selain itu, Islamic Center Brebes dikenal sebagai pusat peradaban Islam yang berpengaruh di wilayah pantura Jawa Tengah,” imbuhnya.
Diketahui, kegiatan berlangsung dalam tiga sesi diantaranya, Penanaman Pohon Serentak, Stadium General bersama Ketua Pimpinan Pusat DMI, dan Sosialisasi Nasional Teologi Ekologis (EcoMasjid) yang menghadirkan narasumber dari tingkat nasional, provinsi, hingga daerah.
Dalam paparan para narasumber, ditegaskan bahwa masjid memiliki peran strategis tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan advokasi lingkungan. Nilai-nilai Islam tentang keseimbangan alam, larangan berbuat kerusakan (Fasad), dan ajaran hemat dalam penggunaan air menjadi dasar moral gerakan ini.
EcoMasjid diharapkan tumbuh komunitas masjid ramah lingkungan yang mengedukasi jamaah untuk mengurangi penggunaan plastik, mengelola sampah, serta melakukan penghijauan di sekitar area masjid. Gerakan sederhana seperti Satu masjid, satu pohon menjadi simbol kepedulian ekologis berbasis iman.
Selain meningkatkan kesadaran umat, kegiatan ini menghasilkan sejumlah rencana aksi EcoMasjid berkelanjutan, jaringan masjid ramah lingkungan, serta komitmen bersama untuk menjadikan masjid sebagai pusat dakwah ekologis.
Indikator keberhasilannya pun terukur 80 persen peserta menyusun rencana aksi hijau, setiap masjid mengadopsi minimal satu program ramah lingkungan, dan munculnya dukungan kebijakan lokal dalam pelaksanaannya.
(Soleh)








