BANGKOK | KONTROVERSINEWS- Thailand akan memperpanjang keadaan darurat selama COVID-19 hingga akhir Mei, tetapi akan mempertimbangkan pelonggaran beberapa pembatasan pada bisnis dan kegiatan publik karena jumlah kasus baru telah berkurang, kata seorang juru bicara pemerintah.
Thailand pada Senin (27 April) melaporkan sembilan kasus COVID-19 baru dan tidak ada penularan virus lokal baru di Bangkok untuk pertama kalinya sejak wabah dimulai pada Januari.
Kekhawatiran atas kemungkinan wabah gelombang kedua mendorong Center for COVID-19 Situation Administration (CCSA) pemerintah untuk merekomendasikan perpanjangan kekuatan darurat dan jam malam malam nasional untuk bulan berikutnya.
Ia juga merekomendasikan pembatasan berkelanjutan pada perjalanan antara provinsi dan kegiatan publik berskala besar, memperpanjang kerja dari kebijakan rumah dan menunda empat hari libur umum di bulan Mei.
“Keadaan darurat telah memungkinkan tindakan cepat dan efektif yang mengarah pada pengurangan infeksi harian baru di dalam negeri,” kata juru bicara CCSA, Taweesin Wisanuyothin seperti dilansir media channelnewsasia.com.
Kabinet juga akan membahas pelonggaran beberapa pembatasan untuk bisnis dan kegiatan publik karena peningkatan jumlah kasus, kata Taweesin. Dia tidak memberikan perincian tentang jenis perubahan atau tanggal kapan pembatasan akan dicabut.
“Perdana menteri ingin memilih kegiatan yang dapat dimulai kembali pada saat yang sama di seluruh negeri, tetapi kita harus percaya diri dan siap untuk itu,” kata Taweesin.
Otoritas Penerbangan Sipil Thailand juga memperpanjang larangan semua penerbangan penumpang internasional yang masuk, diperkenalkan pada 4 April, hingga 31 Mei. ***