Ribuan Orang tuntut Pembebasan Mantan Presiden Filipina Duterte

- Pewarta

Senin, 17 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Karachi, Pakistan (Kontroversinews)- Sekitar 20.000 orang berunjuk rasa di Kota Davao, Filipina, Minggu, untuk menuntut pembebasan dan pemulangan mantan presiden Rodrigo Duterte.

Duterte diadili di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang melawan narkoba.

Para pendukung Duterte mengubah perayaan ulang tahun ke-88 berdirinya kota kelahiran Duterte, Davao, dengan unjuk kekuatan dan teriakan yel-yel untuk pemulangan Duterte.

Protes tersebut juga disertai doa bersama di Rizal Park, dekat balai kota.

Pada Rabu (12/3), Duterte dibawa ke Den Haag untuk diadili. Ia ditangkap di Bandara Internasional Manila saat tiba dari Hong Kong.

Ia dituduh bertanggung jawab atas ribuan pembunuhan di luar hukum selama perang berdarahnya melawan narkoba.

Duterte muncul di hadapan Ruang Praperadilan Satu ICC pada Jumat (14/3), melalui tautan video untuk sidang awal atas dakwaan yang dihadapinya.

Sidang yang dipimpin oleh Hakim Julia Antoanella Motoc tersebut merupakan langkah prosedural untuk mengonfirmasi identitas Duterte, memberitahukan hak-haknya, mengajukan dakwaan secara resmi, dan menetapkan tanggal untuk sidang konfirmasi dakwaan.

Duterte, melalui putrinya, Wakil Presiden Sara Duterte, meyakinkan para pendukungnya bahwa semuanya akan berakhir baik-baik saja.

Berbicara di hadapan warga Filipina yang berkumpul di luar gedung ICC untuk mendukung ayahnya, Sara mengatakan bahwa ia dapat mengunjungi ayahnya di fasilitas penahanannya beberapa jam sebelum ia pertama kali muncul di hadapan para hakim ICC.

“Jadi, katanya, katakan kepada mereka (para pendukungnya): ‘Santai saja. Ada akhir dari segalanya. Ada hari pembalasan.’ Jadi, itulah pesannya kepada kalian semua,” kata putri Duterte.

Sedikitnya 6.252 orang dilaporkan telah tewas dalam operasi antinarkoba yang dijalankan polisi Filipina selama masa jabatan Duterte dari 2016 hingga 2022.

Menurut kelompok hak asasi manusia, sedikitnya 27.000 orang menjadi korban pembunuhan dengan gaya main hakim sendiri selama perang Duterte melawan narkoba.

Sumber: Anadolu/ANT

Berita Terkait

Korban Tewas Akibat Serangan AS di Yaman Lampaui 50 orang, 100 terluka
Trump Soal Akhiri Perang Ukraina: Perjalanan Masih panjang
Empat Milenial Ini Terjun ke Bisnis Rempah-rempah, Potensinya Menggiurkan, Mau Ikut?
Pemkab Bandung Gelar Konferensi Internasional Pencapaian SDGs di Indonesia
Presiden Jokowi Temui Elon Musk, Bahas Rencana Kerja
Bertemu dengan Para CEO di AS, Jokowi Pamer Kekayaan Energi Hijau RI
Pilpres Filipina 2022, Ferdinand Marcos Jr jadi Pemenang?
Krisis Ekonomi, Perdana Menteri Sri Lanka Pilih Mengundurkan Diri

Berita Terkait

Senin, 17 Maret 2025 - 09:50

Ribuan Orang tuntut Pembebasan Mantan Presiden Filipina Duterte

Senin, 17 Maret 2025 - 09:42

Korban Tewas Akibat Serangan AS di Yaman Lampaui 50 orang, 100 terluka

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:19

Trump Soal Akhiri Perang Ukraina: Perjalanan Masih panjang

Jumat, 23 Desember 2022 - 08:41

Empat Milenial Ini Terjun ke Bisnis Rempah-rempah, Potensinya Menggiurkan, Mau Ikut?

Selasa, 22 November 2022 - 21:10

Pemkab Bandung Gelar Konferensi Internasional Pencapaian SDGs di Indonesia

Berita Terbaru

INTERNASIONAL

Ribuan Orang tuntut Pembebasan Mantan Presiden Filipina Duterte

Senin, 17 Mar 2025 - 09:50