SOREANG | Kontroversinews – Dalam rangka menghadapi musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, mengusulkan pengadaan kendaraan roda tiga/motor pengangkut dan pendistribusi air. Hal tersebut dilakukan agar distribusi air lebih mudah, apalagi jika medan yang harus ditempuh sulit dilewati kendaraan roda empat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, H. Achmad Djohara, mengatakan bahwa berdasarkan protret kemarau tahun lalu, wilayah di Kabupaten Bandung yang mengalami kekeringan cukup luas, dimana ada 514 titik yang harus dilakukan pendistribusian air bersih, dan jumlahnya mencapai 1,5 juta liter air. Sayangnya, jumlah armada yang tersedia hanya ada tujuh. Jumlah armada tersebut masih jauh dari kata cukup, sehingga pada saat pendistibusian air, petugas merasa kewalahan dan masyarakat harus menunggu lama.
“Untuk mencegah terjadinya kendala pada saat pendistribusian air, kami berharap ada tambahan armada. Misalnya, pengadaan motor pengangkut air yang bisa mengangkut air sebanyak 500 sampai 1.000 liter. Jika melewati medan yang sempit, berbukit atau masuk gang, maka motor pengangkut air bisa menjadi solusi yang tepat,” ujar pria yang akrab disapa Ajdo, saat wawancara di Kantor BPBD Kabupaten Bandung, Soreang, Rabu (10/6).
Adjo tidak berharap dimusim kemarau, timbul persoalan seperti ada warga yang dehidrasi karena kekurangan air bersih, atau ada warga yang mengeluh karena gagal panen. Oleh karena itu, dirinya mengusulkan pengadaan motor air tersebut. Usulan ini, lanjut Adjo, baru diungkapkan secara lisan, tetapi secepatnya akan diusulkan secara tertulis ke Bupati Bandung dan DPRD Kabupaten Bandung, melalui rapat perubahan anggaran.
“Untuk percontohan, saya berharap tiga unit motor pengangkut air bisa direalisasikan,” jelas Adjo.
Sementara itu, Anggota Badan Anggaran (Bangar) DPRD Kabupaten Bandung, H. Maulana Fahmi, menanggapi usulan BPBD terkait pengadaan motor pengangkut air. Menurutnya, mengeluarkan usulan boleh saja, tetapi nanti dewan akan membahas, apakah usulan tersebut benar-benar mendesak atau tidak.
“Saya belum tahu urgensinya seperti apa, pembiayaannya bagaimana, dan realisasinya bagaimana. Apalagi dengan adanya Covid 19, kita harus fokus kepada tiga hal yaitu antisipasi kesehatan, antisipasi jaring pengaman sosial, ketahanan ekonomi. Kalau usulan BPBD itu, ya silahkan saja,” ujar Fahmi.
Fahmi mengingatkan pentingnya BPBD dalam mengantisipasi musim kemarau. Dirinya berharap BPBD bisa stand by terkait kesiapan SDM dan sarana untuk antisipasi kebutuhan kemarau. BPBD juga harus responsif dan harus bisa mengantisipasi kendala sejak dini. (Lily Setiadarma)