Mengenal Faktor Pemicu Badai Sitokin

oleh
oleh
Badai Sitokin. Foto: Freepik

Kontroversinews.com – Menurut dokter spesialis penyakit dalam, dr Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD-KP, badai sitokin berasal dari dua kata, yaitu cyto (sel) dan kine (kinetik atau pergerakan).

“Itu semacam protein yang dilepaskan sel kekebalan, semacam senjata yang dilepaskan dan alat komunikasi kepada sel yang lain untuk memerintahkan terjadi peradangan,” kata dr Ceva dalam Podcast TanyaIDI episode 18, Jumat (27/8/2021).

Pada pasien yang mengalami badai sitokin, beberapa sel dalam tubuh akan mengalami kerusakan. Namun menurut dr Ceva, kondisi itu juga dapat berfungsi sebagai peredam.

Umumnya, badai sitokin dapat terjadi ketika telah melewati hari ke-10. Kondisi itu kemungkinan dapat berlangsung selama 40 hari dan dapat menyerang pada semua organ.

“Beberapa pasien ada yang mengalaminya saat hari ke-4. Setiap pasien juga mengalami badai yang berbeda, mulai dari badai ringan hingga berat,” ungkapnya.

dr Ceva menjelaskan, pada badai yang berat pasien akan mengalami gejala demam, sesak napas, saturasi oksigen semakin menurun, bahkan serangan jantung akibat pergumpalan darah.

Ia menambahkan, sampai saat ini Indonesia belum memiliki alat untuk memprediksi pasien yang berisiko terkena badai sitokin. Namun, ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhinya, salah satunya usia.

“Tapi tampaknya, faktor usia menjadi salah satu pemicunya. Banyak yang terjadi pada usia di atas 50 tahun. Semakin lanjut usia, risiko terkena badai sitokin lebih besar,” jelas dr Ceva.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *