Mengenal Agro Bisnis ala Santri Salafi Al-Ittifaq di Bandung Selatan

- Pewarta

Selasa, 3 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RANCABALI | Kontroversinews – Identitas santri yang selama ini hanya berkutat pada urusan mengaji dan berdakwah kini mulai berubah. Di pesantren modern Al-Ittifaq Kp. Ciburial Desa Alamendah Kecamatan Rancabali Kab. Bandung, santri Salafi tidak hanya belajar tentang mengaji. Namun mereka juga diajarkan bagaimana cara berusaha dibidang pertanian atau agro bisnis.

Salah satu pelopor agar santri belajar agro bisnis di pondok pesantren tersebut KH Fuad Affandi. Baginya, tidak semua santri akan memilih jalan sebagai pendakwah atau ustaz. Oleh karena itu diperlukan keterampilan lain yang dimiliki santri yaitu usaha.

Bidang agro bisnis dipilih pesantren sebab berdasarkan letak geografis pondok yang berada di area pertanian di Desa Alam Endah, Kabupaten Bandung. Berbagai usaha pertanian dijalankan dengan peran para santri didalamnya, dari mulai menanam hingga pengemasan dan pemasaran ke berbagai tempat.

Saat ditemui, salah seorang pengurus Pondok Pesantren Al-Ittifaq Rizal Fauzi (26) menceritakan saat ini pondok pesantren yang didirikan tahun 1934 dikelola oleh generasi ketiga yaitu KH Fuad Affandi. Keterlibatan santri dalam usaha agro bisnis sendiri katanya dimulai tahun 1970an.

Bisnis pertanian semakin berkembang, sehingga produk pesantren dipasarkan ke supermarket di wilayah Bandung Raya. Saat itu katanya, produk pertanian dijual ke bandar. Namun saat ini pemasaran langsung dikirim ke supermarket.

“Santri Salafi mengolah tanaman dari mulai pembibitan, menanam hingga panen,” ujarnya, Selasa (3/9). Ia mengungkapkan, santri yang khusus bergelut di bidang agro bisnis adalah santri Salafi. Sedangkan santri Khalafi adalah santri yang belajar formal.

“Santri Salafi itu selain ngaji di pesantren, mereka belajar agro bisnis dari mulai kegiatan pengolahan tanah sampai ke pemasaran dan pengemasan barang,” katanya.

Rizal mengungkapkan rata-rata santri Salafi memiliki latarbelakang anak putus sekolah, tidak mampu dan tengah berhadapan dengan hukum. Dengan usia SMP dan SMA. Mereka katanya ada yang berasal dari Tasikmalaya, Garut dan Cianjur dan digratiskan tinggal selama di pondok pesantren.

Menurutnya, kegiatan santri Salafi sejak pukul 07.00 Wib hingga 11.00 Wib berada di kebun milik pesantren seluas 14 hektar. Kemudian tiap beres salat wajib berjamaah mereka katanya mengaji kitab kurang lebih maksimal 2 jam.

“Santri disini dengan yang tidak mukim jumlahnya 1000 orang. Kalau yang mondok ada 300 orang. Santri Salafinya ada 100 orang,” katanya.

Dirinya mengungkapkan, para santri diberi tanggungjawab mengelola satu lahan dengan dibarengi mentor yang merupakan alumni pondok pesantren. Mereka katanya diberikan pembelajaran tentang agro bisnis termasuk menanam wortel, kol, straberi dan jeruk.

“Pemasaran kita sudah ke supermarket di Bandung dan Jakarta serta Tangerang. Disini liburnya 1 dan 2 syawal, lainnya gak libur. Produksi tiap hari 2 ton ke atas dari berbagai jenis tanaman,” katanya.

Rizal mengatakan usaha agro bisnis yang dijalankan santri dilakukan atas dasar tidak semua santri menjadi kiai atau ustaz. Oleh karena itu KH Fuad Affandi mendorong santri bisa usaha.

Menurutnya, para santri salafi yang bermukim paling lama 6 tahun. Kemudian sehabis dari pesantren katanya banyak alumninya yang membuka usaha sendiri di bidang agro bisnis dan menyuplai produk ke supermarket.

“Kalau santri ada yang ingin melanjutkan sekolah diikutkan paket C,” katanya. Katanya, saat selesai mondok di pesantren, para santri Salafi pun akan dibekali sejumlah uang hasil simpanan mereka selama di pondok pesantren.

Dirinya menambahkan jika di pondok pesantren sendiri memiliki tempat pengemasan dan tempat menjual produk-produk pertanian. (Lily Setiadarma)

Berita Terkait

SLIK OJK Jadi Penghalang, Warga Sulit Akses Kredit Meski Sudah Lunas
Promosi Wisata Perlu Digencarkan, Walini Rancabali Harapkan Perhatian Pemkab Bandung
PDAM Kuningan Jamin Peningkatan Pelayanan Pelanggan Akan Meningkat
Pentingnya Diskusi Publik Terbuka”Bedah APBD Demi Kuningan Maju
Hadir di Bedas Expo 2025, BPR Kerta Raharja Diserbu Calon Nasabah
Satgas PHK dan Titik balik Perlindungan Tenaga Kerja
Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, BP Stabil Meski Minyak Dunia Anjlok
Rupiah Menguat Dipengaruhi Sikap Trump yang “Melunak” Terkait Tarif

Berita Terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 21:06

SLIK OJK Jadi Penghalang, Warga Sulit Akses Kredit Meski Sudah Lunas

Selasa, 10 Juni 2025 - 19:31

Promosi Wisata Perlu Digencarkan, Walini Rancabali Harapkan Perhatian Pemkab Bandung

Sabtu, 17 Mei 2025 - 17:50

PDAM Kuningan Jamin Peningkatan Pelayanan Pelanggan Akan Meningkat

Rabu, 14 Mei 2025 - 20:58

Pentingnya Diskusi Publik Terbuka”Bedah APBD Demi Kuningan Maju

Selasa, 29 April 2025 - 17:50

Hadir di Bedas Expo 2025, BPR Kerta Raharja Diserbu Calon Nasabah

Berita Terbaru