Kab Bandung | Kontroversinews.- Bupati Bandung, Dadang M Naser merasa tak dihargai oleh PT Wijaya Karya (Wika) yang menelantarkan PT Citra Bangun Selaras (CBS), subkontraktor pembangunan tol Soreang-Pasirkoja (Soroja). Subkontraktor yang melakukan pekerjaan land clearing, galian, timbunan padat dan agregrat base a ini belum dibayar sejak September 2017 sebesar Rp 19 miliar lebih.
“Kepada PT Wika, coba bertindak profesional. Jangan bertindak sebagai penjahat. Masa, anak-anak gak dibayar. Hitungan (pekerjaan) jadi ngaco,” ujarnya dengan nada geram kepada sejumlah wartawan di Komplek Pemkab Bandung, Jumat (13/7).
Menurutnya, seharusnya PT Wika malu belum membayar sisa pekerjaan kepada PT CBS merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bandung. Katanya, modal PT CBS sebesar Rp 5 miliar hingga Tol Soroja sudah beroperasi belum kembali.
Kemudian, ia menuturkan saat ini PT Wika berencana membayar delapan vendor yang tergabung dalam PT CBS sebesar Rp 1.5 miliar. Namun, dirinya mempertanyakan hitungan angka tersebut. “Modalnya aja tekor, mau diganti Rp 1.5 miliar. Maunya apa PT Wika,” katanya.
Dadang mengaku merasa tidak dihargai oleh PT Wika. Bahkan ditengarai perusahaan milik negara tersebut tidak memiliki itikad baik. Sebab, sebelumnya ia pernah bertemu dengan perwakilan PT Wika dan PT CBS untuk memusyawarahkan soal pembayaran. Namun hingga sekarang belum tuntas dan malah berbuntut panjang.
“Saya gak dihargai, (PT Wika) gak ada itikad baik. Minta bantuan ke kejaksaan tapi dilewati. Bongkar jalan tol itu (kalau belum bayar) itu kan susah,” ungkapnya. Dirinya menegaskan jika pembayaran oleh PT Wika belum tuntas maka pihaknya tetap akan membela perusahaan daerah tersebut.
Berita sebelumnya, sebelas bulan tak dibayarkan hasil pekerjaannya oleh PT Wijaya Karya (Wika), belasan orang yang merupakan kontraktor PT Citra Bangun Selaras (CBS), BUMD yang menangani tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) serta dari subkontraktor lainnya demo di depan pintu masuk-keluar menuju gerbang tol Soreang, Kamis (12/7).
Mereka menuntut sisa pembayaran hasil pekerjaan, yang belum dibayarkan oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut sebesar Rp 19 miliar lebih. Belasan pengusaha tersebut membawa spanduk bertuliskan tuntutan pembayaran kepada PT Wika.
Mereka berjajar di samping jalan perempatan Jln. Al Fathu, Soreang, atau tepatnya satu kilometer dari exit Tol Soreang. Tidak berselang lama, ditengah-tengah aksi salah seorang anggota DPRD Kabupaten Bandung menyarankan agar aksi dihentikan dan dilanjutkan audiensi di Kantor DPRD Kabupaten Bandung.
Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu akses pengendara Tol Soroja. Kemudian, belasan pendemo tersebut berjalan kaki menuju gedung DPRD Kabupaten Bandung untuk audiensi.
Direktur PT CBS, Eri Rusmana mengungkapkan sisa tunggakan PT Wika yang belum dibayarkan kepada PT CBS dan subkontraktor lainnya kurang lebih Rp 19 miliar. Katanya, terdapat 13 vendor yang ikut serta membantu CBS. Dengan delapan vendor diantaranya belum menerima pembayaran dari PT Wika.
Menurutnya, PT CBS sebelumnya sudah melakukan beberapa kali mediasi dengan PT Wika. Bahkan hingga ke Kejaksaan Negeri. Namun, dalam mediasi tersebut tidak menemukan kesepakatan.
“Kalau tidak dibayar, kami akan terus melakukan aksi serupa di akses Tol Soreang. Tadinya kami ingin menutup jalan tol, tapi menghargai juga karena ada waki rakyat,” katanya. (Lily Setiadarma)