RANCABALI | Kontroversinews – Anggota Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Efendi mengungkapkan jika 90 persen sektor pariwisata di Indonesia tak berjalan akibat terdampak pandemi Covid-19.
Hal tersebut dikatakan Dede pada kegiatan penyaluran bantuan untuk pelaku usaha Parawisata dan ekonomi kreatif yang terdampak Covid 19 di Kab. Bandung , di Bumi Perkemahan ( Buper) Rancaupas, Kecamatan Rancabali, Sabtu ( 18/7 ).
Komisi X DPR RI akhirnya mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan dengan bentuk bantuan agar sektor pariwisata kembali menggeliat mulai awal tahun 2021.
“Kemenparekraf ini salah satu kementerian yang anggarannya akhirnya dipotong. Tujuannya agar bisa digunakan untuk recovery mengembalikan sektor ekonomi terutana di bidang pariwisata,” kata Dede Yusuf seusai menyalurkan bantuan kepada pelaku usaha di sektor pariwisata Kabupaten Bandung di Bumi Perkemahan (Buper) Rancaupas, Rancabali, Sabtu ( 18/7 ).
Dede menuturkan, pemerintah akhirnya menetapkan masa recovery atau pemulihan sektor pariwisata mulai Agustus hingga Desember 2020.
Sehingga, masa normal geliat pariwisata di Indonesia bisa dimulai pada Januari 2020. Di masa recovery, kata dia, ada dua program yang dijalankan pemerintah melalui Kemenparekaf guna menggerakan dan membantu pelaku pariwisata.
Program pertama, kata Dede, adalah GerakanBISA (bersih, sehat, dan aman) yang memberdayakan pelaku pariwisata agar mendapat honor kerja selama masa recovery.
“Pelaku pariwisata ini akan bersih-bersih di lokasi wisata sampai nanti Desember. Mereka juga mendapat honor Rp.230 ribu untuk dua hari. Bisa digunakan untuk menopang kehidupan di daerah yang wisatanya belum aktif,” kata Dede
Program kedua, lanjut Dede, adalah Balasa (bantuan lauk pauk siap saji). Untuk Kabupaten Bandung disiapkan 4.200 paket. Sementara untuk KBB ada 2.800 paket.
“Kenapa lauk pauk siap saji? Karena awalnya kami usulkan sembako. Tapi ada problemantikan perbedaan nomenklatur dengan Gugus Tugas Nasional,” ujar Dede.
Program balasa ini, kata dia, disebar kepada para pelaku ekonomi kretaif yang tersebar di kabupaten/kota dan sudah terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
“Ada juga yang mendaftar langsung ke kami. Jadi tidak melewati dinas. Jumlah totanya ada lebih dari 200 paket Balasa selama masa recovery ini. Kalau kurang nanti bisa ditambah lagi,” pungkasnya. (Lily Setiadarma)