Ketersediaan Vaksin Covid-19 Terbatas, Pemkab Bandung Butuh Dua Juta Dosis Vaksin

oleh
Bupati Bandung, HM. Dadang Supriatna

SOREANG Kontroversinews.com – Dalam situasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3, Kabupaten Bandung menggencarkan kegiatan vaksinasi Covid-19. Namun sayangnya, ketersediaan dosis vaksin yang ada sangat terbatas.

Bupati Bandung, HM. Dadang Supriatna mengatakan Pemerintah Kabupaten Bandung sudah melayangkan surat permohonan penyediaan vaksin sebanyak 1,5 juta sampai 2 juta dosis.

“Saya sudah memberikan surat, untuk dropping vaksinnya karena vaksin ini sangat terbatas, kami minta kurang lebih sekitar 1,5 juta sampai 2 juta dosis. Tentu ini akan bisa menyelesaikan semua pelaksanaan vaksin sampai kepada booster,” ujar Dadang kepada wartawan di Soreang, Jumat (11/2).

Pemerintah Kabupaten Bandung sudah mensosialisasikan pelaksanaan PPKM level 3 kepada hotel, restoran, tempat wisata hingga aturan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Berdasarkan surat edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) semua harus bisa melaksanakan PPKM level 3 dari mulai tanggal 8-14 Februari 2022.

“Tetap pelaksanaan vaksinasi ini dipercepat,” tegas bupati.

Terkait dengan perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung, diakui Dadang, ada peningkatan. Mayoritas warga yang terkena Covid-19 menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dan hanya satu orang yang menjalani perawatan di ruang isolasi. Menurut Dadang, Covid-19 varian Omicron ini tidak begitu berbahaya tapi tetap harus waspada, minimal memakai masker karena penyebarannya sangat cepat.

“Kita terus melakukan tracing ke seluruh tempat terutama sekolah, jangan sampai anak-anak yang lagi melaksanakan PTM ini terganggu dengan adanya penyebaran yang sangat cepat ini,” tutur Dadang.

Menghadapi varian Omicron, orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu meyakini rumah yang ada sudah siap. Seperti pasokan oksigen yang saat ini sudah standy, sehingga tidak akan terjadi kekurangan oksigen. Selain itu, tempat isolasi dipusatkan di Rumah Sakit Soreang lama dan ada juga gedung isolasi di tiap-tiap desa.

“Sementara ini kita pusatkan di rumah sakit Soreang yang lama, tapi untuk yang yang sifatnya isolasi mandiri tentu disiapkan oleh desa dan juga ada di rumahnyai masing-masing. Semua terpantau dan terutama dinas sosial juga terus memantau, bagi yang melaksanakan isoman juga diperhatikan masalah sembako dan makanan,” pungkas Dadang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *