Kuningan, Kontroversinews | Dugaan tindakan tidak etis yang dilakukan oleh oknum karyawan salah satu kantor Bank BRI di Kabupaten Kuningan kembali mencuat. Kasus ini terkait praktik pinjaman fiktif yang diduga dilakukan untuk menutupi kredit macet dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Langkah tersebut, menurut dugaan, dilakukan demi menjaga kepercayaan terhadap alokasi dana KUR dari pemerintah dan demi pencapaian target lembaga.
Menanggapi hal ini, Nana Rusdiana, S.IP — yang akrab disapa Nana Barak, anggota Forum Komunikasi Gabungan Ormas dan LSM (FKGOL) Kuningan — menyampaikan keprihatinannya saat ditemui di Sekretariat FKGOL.
“Dugaan ini menjadi contoh nyata dari kegagalan sistem keuangan dalam lembaga seperti Bank BRI. Ini sangat berpotensi masuk kategori fraud,” ujar Nana, Jumat, 27 Juni 2025.
Ia menilai, kasus seperti ini merugikan banyak pihak, terutama masyarakat kecil yang sangat membutuhkan akses terhadap pembiayaan usaha mikro. Selain itu, hal ini juga bisa merusak kepercayaan publik terhadap lembaga perbankan, dan berdampak buruk bagi para karyawan secara individu. Nana merinci beberapa faktor yang memicu potensi kecurangan ini, antara lain:
-
Tekanan Sistemik
Adanya tekanan dari sistem yang memaksa karyawan untuk mencapai target tertentu, bahkan jika itu berarti harus mengorbankan etika dan moralitas. Kurangnya perlindungan bagi karyawan untuk menolak perintah yang tidak etis membuat mereka merasa terintimidasi. -
Minimnya Akuntabilitas
Sistem yang lemah dalam pengawasan memungkinkan terjadinya perbuatan tidak etis atau korupsi tanpa terdeteksi. -
Pengorbanan Etika demi Target
Penekanan berlebihan pada pencapaian target dan keuntungan menyebabkan sebagian karyawan mengabaikan nilai-nilai profesional dan moral, sehingga rentan terlibat dalam pelanggaran. -
Dampak terhadap Masyarakat
Kasus semacam ini dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan, menyebabkan ketidakadilan dalam akses keuangan, serta berdampak secara ekonomi, sosial, dan terhadap pembangunan di tingkat lokal maupun nasional.
Nana Barak berharap agar ke depan dibangun sistem yang lebih adil, transparan, dan akuntabel. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan dan kontrol yang ketat untuk mencegah tindakan tidak etis.
“Kami di FKGOL dalam waktu dekat akan menyurati DPRD untuk mengajukan audiensi dengan pihak BRI Cabang Kuningan. Negara harus hadir — DPRD dan eksekutif — jangan sampai masyarakat dan para karyawan BRI terus menjadi korban. Masak tiap tahun ada saja karyawan BRI yang jadi tumbal dan akhirnya masuk Hotel Prodeo karena pinjaman fiktif dan kasus korupsi,” tegasnya. *** Uus (Boy)