Selama berbulan-bulan WTO telah menghadapi seruan untuk sementara waktu menghapus perlindungan kekayaan intelektual pada vaksin Covid-19. Ini juga dikenal sebagai pengabaian TRIPS sehubungan dengan perjanjian tentang Aspek Terkait Perdagangan dari Kekayaan Intelektual.
Tetapi gagasan itu telah ditentang keras oleh banyak perusahaan raksasa farmasi dan negara tuan rumah mereka. Mereka bersikeras bahwa paten bukanlah penghalang utama untuk meningkatkan produksi, dan memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat menghambat inovasi.
Mengutip dari CNBC indonesia, negara-negara seperti Selandia Baru, menyambut baik pengumuman AS. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut langkah itu “berita luar biasa”, menambahkan bahwa itu akan membantu negaranya memproduksi vaksin mRNA secara lokal.
Di sisi lain, Prancis menentang pengabaian, menyatakan lebih memilih model berbasis donasi untuk membantu negara-negara miskin mengatasi kekurangan vaksin.
Pandemi telah merenggut lebih dari 3,2 juta nyawa di seluruh dunia sejak pertama kali muncul pada akhir 2019. Namun berkat vaksin, angka kematian tersebut dapat ditekan. Lebih dari 1,2 miliar dosis telah diberikan secara global, tetapi kurang dari 1% di negara miskin dan kurang berkembang.***AS