Berbahan Tanaman Kumis Kucing, IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah

oleh
tanaman kumis kucing

JAKARTA (Kontroversinews.com) –  Setelah penelitian panjang sejak 14 tahun mengenai ramuan jamu berbahan dasar kumis kucing, kayu secang, jeruk purut, jeruk nipis, jahe gajah, hingga temulawak, tim peneliti IPB yang dinakhodai Prof. Christofora Hanny Wijaya bersama perusahaan farmasi dalam negeri Unihealth SOHO Global Health akhirnya meluncurkan produk “Glucodiab Drink”.

Melansir laman Instagram LPDP RI, uji empiris dan klinis telah berhasil membuktikan ramuan tersebut sebagai sumber antioksidan sekaligus berkhasiat mengontrol kadar gula darah khususnya bagi penderita diabetes.

Penelitian tersebut dikupas dalam “The Story’ of Glucodiab Drink” yang diselenggarakan Unihealth a Soho Global Health Company, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan IPB University.

Berbahan tanaman kumis kucing

Dirangkum dari laman IPB, Glucodiab Drink merupakan formula minuman fungsional berbasis rempah-rempah dan herba untuk mengatasi kencing manis. Komposisi terbesarnya berasal dari tanaman kumis kucing.

Berdasarkan riset, minuman ini memiliki antioksidan tinggi yang mencapai 600-700 ppm, dengan aktivitas antihiperglikemik sebesar 65,83 persen.

Ekstrak tanaman kumis kucing yang menjadi komposisi utama pada Glucodiab Drink memiliki khasiat pada dosis tertentu, terbukti dapat menurunkan kadar gula darah dan menaikkan high-density lipoprotein (HDL) -yang biasa disebut sebagai kolesterol baik- dalam darah tikus percobaan, menurunkan tekanan darah, serta menurunkan ukuran batu ginjal.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito mengatakan, BPOM apresiasi PT Soho dengan IPB University dalam mengembangkan produk herbal Indonesia.

“Potensi obat yang sudah mendunia, termasuk di Indonesia, terlebih dengan biodiversitas yang sangat potensial. Pemanfaatan potensi ini perlu diawali oleh BPOM untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan aman,” ujar Penny.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/KaBRIN) Prof Bambang P Soemantri Brodjonegoro mengatakan, langkah kerja sama untuk produk Glucodiab Drink ini menjadi contoh bahwa hilirisasi dari produk penelitian adalah komersialisasi.

Saat ini, ujar Bambang, Indonesia jauh berada di urutan 85 dunia dalam indeks inovasi global sehingga pengembangan riset ke depan menjadi sangat penting guna mengejar ketertinggalan. Rektor IPB University Prof Arif Satria menambahkan, kerja sama ini adalah bukti bahwa swasta dengan perguruan tinggi dapat terus bergandengan tangan.

Hilirisasi produk riset Glucodiab Drink merupakan hasil dukungan pendanaan RISPRO LPDP yang dimulai sejak tahun 2014. Direktur Fasilitas Riset dan Rehabilitasi LPDP Wisnu Sardjono berharap manfaat Glucodiab Drink dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas.***AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *