Akibat Pandemi Covid 19, Bahan Baku Kubah Sulit Diperoleh

- Pewarta

Rabu, 13 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Agen penjual kubah milik.Yoga  yang beralamat  di Kampung Simpang, RT 01, RW 16, Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung

Agen penjual kubah milik.Yoga  yang beralamat di Kampung Simpang, RT 01, RW 16, Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung

CIWIDEY | Kontroversinews – Dengan adanya pandemi Virus Corona (Covid 19) membuat pedagang kubah mesjid gelisah. Pasalnya lebaran tahun 2020 ini, penjual kubah hanya bisa mendapatkan dua pesanan. Hal tersebut berbeda dari tahun sebelumnya.

Seorang penjual kubah masjid, Yoga Yogaswara, mengungkapkan kegelisahannya. Pasalnya, lebaran tahun 2020 dirasa tak sama dengan lebaran pada tahun sebelumnya. Yoga mengatakan bahwa hanya ada dua pemesan kubah pada lebaran tahun 2020 ini. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pandemi Virus Corona (Covid 19).

“Sebelum lebaran banyak pengurus masjid yang memesan kubah, karena biasanya saat lebaran akan ada pembaharuan kubah masjid,” ungkap Yoga di Ciwidey, Rabu (13/5).

Karena kubah masjid yang dijual Yoga berasal dari luar kota, maka dengan adanya pandemi Virus Corona (Covid 19) membuat pengiriman bahan menjadi terhambat. Adapun tenaga ahli kubah masjid tersebut berasal dari luar daerah seperti Yogyakarta, Semarang dan Pati. Oleh karena itu, dibulan Ramadan tahun ini, Yoga beralih menjadi pembuat kaligrafi, karena memang tenaga ahlinya mudah ditemukan.

“Tetapi yang menjadi hambatan lainnya yaitu bahan bakunya yang juga sulit diperoleh,” lanjut Yoga.

Sebelumnya, Yoga sempat mengenyam pekerjaan sebagai karyawan salah satu bank swasta di Kabupaten Bandung. Namun, sejak 2013 silam, Yoga memutuskan keluar dari pekerjaannya dan beralih profesi sebagai agen penjual kubah yang bertempat di Kampung Simpang, RT 01, RW 16, Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung.

Keputusan tersebut diakuinya diambil karena bisnis jual kubah saat itu yang bagus. Dirinya mengatakan bahwa kubah ukuran kecil bisa dihargai ratusan ribu. Namun untuk ukuran satu meter dihargai Rp 2.5 juta, hingga ukuran sepuluh meter dibanderol dengan harga Rp 20 juta yaitu kubah panel. Pembuatan kubah yang masih manual membuat harganya relatif mahal.

“Tetapi setelah adanya pandemi ini, pendapatan dari kubah turun sampai 98 persen,” pungkas Yoga.  (Lily Setiadarma)

Berita Terkait

Ketua PGRI Kabupaten Kuningan Berikan Tanggapan Terkait Kasus Etika Moral Kepsek
Festival Seni Media 2025, Gerbang Baru dan Ruang Tumbuh Kreativitas Seni Budaya
Ruang Pameran Tetap Museum Gedung Pusaka Kanoman Diresmikan, Langkah Strategis Memajukan Ekonomi Budaya
Operasi Zebra Lodaya 2025 Resmi Dimulai, Polres Cirebon Kota Fokuskan Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas
Dugaan Bisnis Seragam di SMPN 1 Rancaekek, Kepala Sekolah: “Aman Tidak Ada Masalah”
Rancangan APBD 2026 Disampaikan, Pemkot Cirebon Fokus Jaga Stabilitas Fiskal
Profiling Aparatur Sipil Negara, Langkah Pemkot Cirebon Bangun Birokrasi Profesional
Gebyar MTQ Ke 1 Tingkat Desa Wanakerta Kecamatan Sindang Jaya, Dongkrak Prestasi Qori – Qoriah Lokal.

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 14:39

Ketua PGRI Kabupaten Kuningan Berikan Tanggapan Terkait Kasus Etika Moral Kepsek

Selasa, 18 November 2025 - 13:31

Festival Seni Media 2025, Gerbang Baru dan Ruang Tumbuh Kreativitas Seni Budaya

Selasa, 18 November 2025 - 08:15

Ruang Pameran Tetap Museum Gedung Pusaka Kanoman Diresmikan, Langkah Strategis Memajukan Ekonomi Budaya

Selasa, 18 November 2025 - 08:15

Operasi Zebra Lodaya 2025 Resmi Dimulai, Polres Cirebon Kota Fokuskan Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas

Senin, 17 November 2025 - 20:31

Dugaan Bisnis Seragam di SMPN 1 Rancaekek, Kepala Sekolah: “Aman Tidak Ada Masalah”

Berita Terbaru