Kuningan, Kontroversinews | Polemik status kepemilikan tanah Pendopo Kuningan yang diklaim oleh Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai bagian dari tanah ulayat Keraton, mendapat tanggapan dari salah satu tokoh Kuningan yang juga Ketua Ormas Gibas, Bung Manap.
Dalam keterangannya pada Kamis (26/6/2025) di Sekretariat Gibas, Bung Manap menyampaikan bahwa klaim dari pihak Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon, khususnya yang disuarakan oleh Pangeran Kuda Putih, masih masuk akal dan bisa dibenarkan.
“Saya yakin pihak Keraton Kasepuhan tidak mungkin mengklaim tanpa data otentik. Apalagi mereka menyebutkan memiliki peta rincik Kesultanan Cirebon tahun 1811 dan 1857, serta data tanah yasa atau adat dari masa Keresidenan Cirebon. Bisa jadi data tersebut juga ada di Arsip Nasional dan bahkan mungkin tercatat di arsip Belanda,” ujarnya.
Bung Manap juga menambahkan bahwa rencana Sultan Sepuh untuk menjadikan tanah pendopo sebagai pusat budaya peradaban Kuningan sejalan dengan nilai-nilai sejarah yang dimiliki daerah tersebut.
“Kuningan ini dulunya juga adalah kerajaan, sebagaimana Cirebon dan Yogyakarta. Maka sudah selayaknya Pemerintah Daerah (Pemda) Kuningan bersinergi dan merangkul pihak Kesultanan Cirebon untuk bersama-sama memajukan dan melestarikan budaya serta peradaban Kuningan,” tambahnya.
Mengenai siapa yang benar atau salah dalam klaim kepemilikan tanah pendopo, Bung Manap menilai hal tersebut sebaiknya diserahkan kepada proses hukum.
“Masalah kepemilikan tanah pendopo, biarlah nanti dibuktikan di pengadilan. Siapa yang sah sebagai pemilik tentu akan ditentukan secara hukum,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak bisa dilepaskan dari eksistensi kerajaan-kerajaan yang telah ada sebelumnya.
“Sebelum NKRI berdiri, sudah ada kerajaan Kuningan yang menjadi bagian dari kekuasaan Kesultanan Cirebon. Artinya, wilayah dan masyarakat adat Kesultanan Cirebon memang memiliki akar historis yang kuat di Kuningan,” jelasnya.
Bung Manap menyatakan dukungannya kepada Pangeran Kuda Putih selaku Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon dalam rencana menjadikan tanah pendopo sebagai sentral budaya.
“Kami mendukung penuh niat beliau membangun kembali peradaban budaya Kuningan. Jika pendopo dijadikan pusat budaya, ini bisa menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, dan tentu dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata,” ujarnya.
“Kita jangan kalah dari Cirebon dan Yogyakarta yang telah berhasil melestarikan warisan budaya leluhur. Saya yakin Kuningan juga bisa seperti mereka, bahkan bisa lebih maju karena peradaban budaya Kuningan sebenarnya lebih tua, bahkan sejak era sebelum Masehi,” pungkasnya. *** Uus (Boy)