Samosir | Kontroversinews.-Komunitas Velangkani saat berkunjung ke Samosir, saat Anda berkunjung ke Kabupaten Samosir, kurang lengkap rasanya kalau anda tidak berkunjung ke objek wisata yang satu ini, Selain pemandangan perbukitan yang indah dipandang mata, anda juga dapat melihat objek wisata lainnya yang tak kalah menarik. Agar tidak penasaran, di lokasi wisata yang ramai dikunjunggi bila libur sekolah tiba.
Sopo Ompu Guru Tatea Bulan, dibangun pada tahun 1995 oleh Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tatea Bulan di Bukit Sigulatti yang tak jauh dari Pusuk Buhit, Kecamatan Sianjur Mula Mula.
Gunung Pusuk Buhit dipercaya sebagai tempat asal mulanya Suku Batak. Si Raja Batak mempunyai dua anak, yaitu Guru Tatea Bulan dan Raja Isombaon.
Guru Tatea Bulan, beristrikan si Boru Baso Burning. Mempunyai keturunan 5 (lima) orang putera, dan 4 putri, yaitu:
Putra Guru Tatea Bulan:
Raja Biakbiak / Raja Uti / Raja Sigumeleng-geleng (Tdk berketurunan) dipercayai hidup kekal menghuni puncak pusuk buhit dan memiliki kesaktian mandra guna.
Saribu Raja
Limbong Mulana
Sagala Raja
Silau Raja
Putri Guru Tatea Bulan:
Si Boru Pareme
Si Atting Haumason
Bunga Haumason
Nantinjo (tdk kawin) bermukim di tao malau Simanindo.
Raja Biakbiak, Anak pertama dari Guru Tatea Bulan memiliki banyak nama, yaitu: Raja Uti atu disebut juga Raja Biakbiak (Miokmiok), Raja Hatorusan, Raja Nasora Mate, Raja Nasora Matua, Partompa Mubauba, Sipagantiganti Rupa, dan wajahnya mirip celeng, Raja Sigumelenggeleng (tdk berketurunan)
Patung keturunan Raja Batak
Di dalam bangunan Sopo Ompu Guru Tatea Bulan terdapat beberapa patung keturunan Raja Batak serta beberapa patung kendaraan si Raja Batak dan pengawalnya seperti Naga, Gajah, Singa, Harimau dan Kuda.
Demi menunjang potensi objek wisata dan menarik pengunjung wisatawan domestik dan mancanegara, Pemkab Samosir terus melakukan penataan dan pemeliharaan di seluruh objek wisata khususnya di kecamatan Sianjur mula-mula yang berada dibawah kaki gunung Pusuk Buhit,
Bagi anda yang ingin berkinjung ke objek wisata ini cukup berkendaraan selama 15 menit dari Pangururan dengan jarak tempuh sekitar 10 km dari kota Pangururan, Samosir atau sekitar 20 km Simpang Tele.
Seperti dilansir dibaktinews.com, komunitas Velangkani,Ssr. Hermina, Sr. Yustina, Sr. Lydia, Sr. Jean, Sr. Dolorosa, Sr. Rachel mengatakan ke pada awak sangat senang berkunjung ke objek wisata tersebut, karena bisa melihat peninggalan sejarah yang berada di Samosir.
“Kami sudah keliling mulai dari Tomok melihat patung sigale gale, pantai pasir putih Parbaba, Aek Sipitu Dai (air 7 rasa), Batu Hobon, hingga sampe ke objek wisata Sopo Ompu Guru tatea Bulan ini,”ucapnya.
Mereka juga berharap, agar objek wisata khususnya Air Pancur Si Pitu Dai (air 7 rasa) lebih diperhatikan oleh Pemerintah daerah terkait masalah tatanan lingkungan dan kebersihannya.
“Tadi saat kami datang masih ada warga yang nyuci pakaian disana dan kurang cocok rasanya kalau ada turis yang datang melihat hal itu,”terang mereka.(ps)