Umat Hindu Semarang Rayakan Nyepi Upacara Berlangsung Dengan Mematuhi Prokes

oleh
Ilustrasi Nyepi

Semarang (Kontroversinews.com) – Umat Hindu Kota Semarang melaksanakan upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Agung Giri Natha, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/3/2021). Meski sempat diguyur hujan, upacara tetap berlangsung khidmat.  Pelaksanaan upacara Tawur Agung Kesanga jelang perayaan Nyepi Tahun Saka 1943 tetap dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Dalam prosesi Tawur Agung, umat melakukan upacara Pencaruan yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan antara manusia denga alam.

Nengah Wirta Dharmayana, upacara Tawur Agung Kasanga itu upaya membayar kepada alam semesta.  Sedangkan Agung berarti besar dan Kesanga itu bulan menurut perhitungan tahun baru yang ke sembilan. Sehingga pada tahun ke sepuluh nanti menginjak tahun ke Sumi sehingga pada tahun ke sepuluh nanti kehidupan akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Jadi kita melakukan Tawur Agung Kesanga itu kita membayar kepada alam semesta yang selama ini kita sudah hidup dengan baik dan tidak terlepas dari karunia alam. Karena alam yang banyak memberikan berkah kepada manusia dan saat inilah kita membayar kepada alam semesta itu. Itu secara esensi Bhuana Agung,” kata Negah dilansir dari iNews,.

“Umat Hindu berdiam diri di rumah atau di Pura, melakukan meditasi sekaligus introspeksi dan refleksi diri atas kehidupan yang telah dijalani dan berharap untuk bisa lebih baik pada tahun baru berikutnya,” ujar Nengah. Kemudian pada 15 Maret, umat Hindu melakukan Ngembak Geni atau berakhirnya Catur Brata Penyepian dan memasuki tahun baru dengan harapan dan keyakinan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Umat Hindu berharap pandemi Covid-19 di Indonesia segera berlalu sehingga bisa kembali pada kehidupan normal.

Sedangkan esensi Bhuana Alit, kata dia, merupakan saat untuk mensucikan diri, bahkan tadi juga terdapat upacara pecaruan itu memberikan sedekah kepada buta kale secara alam semesta namun secara buta Bhuana Alit  mereduksi sifat-sifat keangkaramurkaan, sifat yang tidak baik, perkataan, perbuatan yang tidak baik agar hilang dan menjadi sunnye. “Baru besok pagi (hari ini) kita mulai melaksanakan intropeksi diri apa yang sudah kita lakukan selama setahun itu dan bagaimana kita berjalan pada kehidupan setahun yang akan datang sehingga tingkat spiritual kita selalu meningkat esensinya,” katanya.

Selanjutnya setelah melakukan Tawur Agung Kesanga, umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian yang dilaksanakan di rumah masing-masing yang dimulai pukul 06.00 WIB sampai keesokan harinya pukul 06.00 WIB dengan cara melakukan empat pantangan yang wajib dipatuhi diantaranya Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungaan serta Amati Lelanguan.***AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *