Kuningan, Kontroversinews | Agenda tahunan Tour de Linggarjati kembali menjadi sorotan publik. Pasalnya, penyelenggaraan tahun ini dinilai tidak tepat waktu.
Pemerhati kebijakan publik sekaligus aktivis Kuningan, U. Kastaman, S.Sos, dalam pernyataannya di sebuah kedai kopi pada Kamis (11/9/2025), menilai pelaksanaan kegiatan tersebut sarat kontroversi. Hal ini karena acara digelar hanya berselang beberapa hari setelah Tragedi Demokrasi 28 Agustus 2025, yang menelan korban jiwa.
Menurut Kastaman, pemerintah dan panitia seharusnya mempertimbangkan aspek kemanusiaan sebelum mengambil keputusan. Rasa duka dan trauma masih dirasakan, baik oleh keluarga korban maupun para aktivis mahasiswa dan masyarakat luas.
“Penyelenggaraan acara ini sama sekali tidak menunjukkan empati. Justru berpotensi menuai kritik karena dianggap tidak sensitif terhadap kondisi kemanusiaan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, demi menjaga kondusivitas daerah, kegiatan tersebut perlu diawasi secara serius agar tidak memicu keresahan baru di tengah masyarakat, terlebih karena akan menghadirkan kerumunan besar.
Dari sisi ekonomi, Kastaman menyoroti dampak terhadap para pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di Jalan Siliwangi, Puspa, dan Taman Kota. Dengan adanya acara ini, Car Free Day (CFD) terpaksa ditiadakan sehingga para PKL kehilangan kesempatan berdagang.
“Ini bukan hanya soal olahraga atau hiburan, tapi juga menyangkut rasa kemanusiaan dan keberpihakan pada rakyat kecil,” pungkasnya. ***