Kab. Cirebon, (kontroversinews) – Berbagai laju keuangan yang datang dan dikelola oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Kaliwedi Kidul Kecamatan Kaliwedi, terus disorot oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) nya. lewat surat yang dibuat dan dilayangkan oleh BPD Desa Kaliwedi Kidul, baik permohonan fasilitasi kepada Camat Kecamatan Kaliwedi maupun buat Inspektorat dan lain-lain. belum ada kabar yang signifikan, lebih terkesan di tutup-tutupi. entah siap yang menutupi dan apa penyebabnya, wartawan media ini kembali menelusuri. selain keuangan yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) berupa Dana Desa (DD), APBD Provinsi berupa Siltap, Ban Gub, dan lain sebagainya. semua sudah dibahas dalam surat yang dibuat serta dilayangkan, namun cuaca dingin yang menyelimuti hati Camat, Inspektorat, Pemdes Kaliwedi Kidul sepertinya memuncak menjadi gunung es yang belum bisa luluh. dan berbagai pemberitaan yang dibuat media inipun seumpama menerjang batu karang yang kokoh serta kuat, tidak ada respon sama sekali untuk memberikan hak koreksi juga hak jawabnya. semuanya seperti mengambang dan lebih terkesan kebal terhadap hukum, tidak ada satupun pihak yang memberikan konfirmasi yang menjurus terhadap hal-hal yang membuat terang benderang seperti apa dan bagaimana segala sumber keuangan yang datang dan dikelola oleh pihak Desa Kaliwedi Kidul tersebut.
Begitu pula dengan anggaran penyewaan tanah yang terjadi pada Tahun 2024 dari Pertamina yang jam, hari, dan bulannya belum diketahui. namun yang pasti, proses penyewaan yang bernilai ratusan juta rupiah dalam kurun waktu 2 tahun masa sewanya tersebut sudah cair. perkiraan nilai sewa dibawah 500 juta rupiah, dan menurut Ketua BPD, uang sebesar itu belum dipakai buat apapun juga. hanya ada bahasa defisit dan sebuah pembangunan Taman Kanak-kanak (TK) yang belum diketahui menggunakan anggaran apa, TK itupun sempat mendapat respon tidak setuju dari beberapa masyarakat karena tidak tercantum dalam APBDes dan tidak ada musyawarah. yang akhirnya, bangunan baru TK tersebut pindah ke sebelah timur kantor desa yg awalnya buat garasi mobil siaga desa. sementara anggaran dari Pertamina untuk sewa tanah yang berada di Dusun II Blok Kilantung, di APBDes hanya tercantum untuk pembelian 1 unit rumah untuk dijadikan Balai Dusun seharga 150 juta namun menurut Ketua BPD Desa Kaliwedi Kidul belum dibelikan. ditambah, salinan APBDes pun Ketua BPD tidak menerimanya. “bahkan ada program pengaspalan jalan bulak Kidul, namun tidak jadi direalisasikan karena bahasanya adanya defisit anggaran,” ujar Ketua BPD.
Tanah atau lahan yang di sewa oleh pihak Pertamina yang berada di Dusun II Blok Kilantung tadi, disinyalir memiliki kandungan kekayaan alam berupa Gas. dan sudah di exploitasi sejak jamannya Kuwu Tokhid alias Cecep almarhum (telah wafat, red), yang ternyata almarhum adalah adik dari Kuwu Saodah, Kuwu Yang diduga membayang-bayangi suaminya Sartim yang menjadi Kuwu sah Desa Kaliwedi Kidul tadi. dan uniknya, Saodah saat itu menjabat sebagai Ketua BPD nya. hingga pada Rabu 29 Januari 2025, wartawan media ini melakukan investigasi menyeluruh dilokasi tanah bengkok yang disewa oleh Pertamina tadi. dan didapat informasi dari masyarakat yang belum mau namanya disebut disini, menerangkan bahwa 2009 adalah masa-masa dimulainya pembebasan lahan untuk membuat jalan akses masuk kelokasi sumur gas. singkat cerita, exsploitasi dari Pertamina tadi menghasilkan gas dan sudah disalurkan ke Pertamina Balongan/Mundu Karangampel serta ke pabrik Nabati di Majalengka. tapi mengenai besaran tentang berapa uang sewa per 2 tahun dari Pertaminanya, dan bagaimana proses sewanya, serta siapa yang membuat perjanjian sewa juga yang menandatangani bahkan masuk kemana uang sewa dan juga buat apa saja pengelolaannya. belum dapat diketahui, karena Kaur Keungan Desa Kaliwedi Kidul bernama Tolib yang belakangan diketahui adalah keponakan Saodah lebih memilih bungkam saat dikonfirmasi. begitupun dengan Sekretaris Desa (Sekdes) yang bernama Ibnu, hanya mengatakan bahwa dirinya sedang sakit. “mohon maaf, karena sakit yang saya derita. jadi saya belum bisa banyak berfikir, adapun anggaran sewa Pertamina itu banyak yang tahu, baik rekan perangkat desa atau langsung Pak Kuwu” pungkas Sekdes Ibnu. (Kusyadi)