Kuningan, Kontroversinews | PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yang selama ini diharapkan menjadi salah satu bank terpercaya masyarakat dalam menyimpan uang dengan aman, kini banyak dihadapkan pada berbagai persoalan. Kondisi tersebut menimbulkan kewaspadaan bagi para nasabah dan menjadi sorotan Forum Komunikasi Gabungan Ormas/LSM (FK-GOL).
Ketua Barak, Nana Rusdiana, S.IP, menuturkan bahwa terdapat sejumlah dugaan kasus di tubuh BRI, mulai dari dugaan korupsi, serangan ransomware, hingga masalah pengadaan mesin EDC yang kini ditangani KPK.
“Hal ini tentu memicu kekhawatiran para nasabah. Jika tidak ditangani serius, Bank BRI berpotensi mengalami fraud atau kerugian yang pada akhirnya juga akan merugikan negara,” ujar Nana.
Nana juga menyoroti kasus korupsi di Kuningan, tepatnya di salah satu unit BRI Ciawi Gebang. Dalam kasus tersebut, BRI diduga dirugikan sekitar Rp4,6 miliar dengan melibatkan mantri dan kepala unit. Keduanya kini dituntut dengan hukuman 7 hingga 15 tahun penjara.
“Kasus ini membuktikan adanya potensi besar kerugian negara akibat praktik korupsi di internal BRI,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Gibas, Bung Manap, menilai bahwa masalah yang terjadi menunjukkan lemahnya sistem pengawasan internal BRI.
“Pengawasan yang lemah membuka peluang penyalahgunaan wewenang dan manipulasi data nasabah. Bila ini dibiarkan, bisa menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat, khususnya di Kuningan, terhadap BRI,” pungkasnya. ***