Sumber Air Ciwidey Berkurang , Beginilah Penjelasan Dirut Perumda Tirta Raharja

oleh

SOREANG || KONTROVERSINEWS –  Direktur Utama Perumda Air Minum  Tirta Raharja, H. Rudie Kusmayadi BE, M.Si beralasan bahwa kenapa ketersediaan air di sumber mata air yang berada di daerah Ciwidey berkurang, kata dia, tak lain karena banyak pihak yang memanfaatkan sumber air tersebut. 

“Jadi sepertinya memang harus ditertibkan. Dan nanti coba dibicarakan dengan Perhutani dan LMDH (Lembaga Masyarakat Daerah Hutan),” kata  Rudie kepada wartawan  usai upacara peringatan Hari Pahlawan 2020, di Taman Makam Pahlawan Sadu Soreang, Selasa 10 November 2020.

Rudie menuturkan bahwa pihak yang memberi ijin pihak lain bisa memanfaatkan sumber air di daerah Ciwidey adalah Perhutani dan LMDH.

“Jadi air ke kita itu sudah banyak diambil dan dimanfaatkan. Karena bak yang sekarang, dikasih ijin, dimanfaatkan juga airnya. Seperti Taman Cigado,” tuturnya.

Di daerah Ciwidey ada sekitar 4.000 pengguna Air Minum Tirta Raharja  dengan kekuatan air sebesar delapan liter per detik. Menurut Rudie, seharusnya cukup. Namun karena ada pihak lain yang juga ikut mengambil manfaat dari air itu, membuat pihaknya agak tekor.

“Kalau di Ciwidey itu, karena terlalu banyak yang memanfaatkan di sumbernya. Kita akan berkoordinasi dengan Perhutani dan Tim PDAM Tirta Raharja  untuk menertibkan pemakaian-pemakaian air di situ. Karena perpipaannya itu milik PDAM, walaupun sumbernya milik pemerintah yang ada di kawasan Perhutani,” papar Rudie.

Rudie memastikan pelayanan kepada pelanggan tetap lancar. Dirinya berharap pelanggan PDAM bisa dengan seefisien mungkin menggunakan air dan bisa juga menyediakan bak penampungan.

“Karena memang sistem yang ada di mata air kurang handal, jadi tiba-tiba bisa mati atau airnya keruh. Jadi kalau kita punya cadangan, itu bisa,” pungkasnya.

Dian, salah seorang warga RW 02 Ciwidey mengaku heran pelayanan PDAM beberapa bulan ini. Kata dia,  distribusi air tidak lancar, padahal masih musim hujan .
“Dua bulan ini pelayanan Tirta Raharja tidak lancar, sehari lancar , besoknya mandeg,” seraya memita pihak PDAM  kedepan hendaknya memberikan pelayanan yang maksimal.
Menurut Dian, kalau tidak cepat ditangani kondisi ini bisa jadi masalah. Bagai mana tidak , Ciwidey sebagai daerah penyangga dari serapan air  yang seharunya cukup air tapi kenyataannya sangat kekurangan air bersih.
“Harapan saya segera tangani secara professional. Bila perlu ditambah sumber mata airnya. Konsumen  setiap bulan rutin membayar. Celakanya jika telat pembayaran konsumen dikenakan denda oleh PDAM,” kata Dian. (Lily Setiadarma )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *