Sukmaya: Kemajuan Wilayah Tergantung Pada Masyarakatnya

oleh
oleh

Kab. Bandung | Kontroversinews.-Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat menjadi prioritas Sukmaya, Kepala Desa Sekar Wangi, Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, Jumat, 21/9, di ruang kerjanya. Untuk merealisasikannya jelas perlu adanya kebersamaan antar pihak. Dimana aparatur pemerintah desa dengan masyarakat bisa terjalin komunikasi yang harmonis. Jelas hal ini perlu dilakukan agar apa yang yang menjadi prioritas bisa terealisasikan dengan baik.

Selanjutnya untuk penilaian kinerja desa, tambah Sukmaya, masyarakat yang menilai. Karena pada dasarnya kami tidak ingin menjadi yang terbaik tapi kami akan berusaha menjadi baik dalam berbagai aspek pelayanan. Dan itu yang akan sirasakan masyarakat bukan kami sebagai aparatur desa.

Begitu juga untuk setiap permasalahan yang terjadi di lingkungan Desa Sekar Wangi, kita lebih mengutamakan musyawarah dan koordinasi. Implementasi dari kontek Sabilulungan pada penerapannya adalah bagaimana kita bisa menjadi bapak masyarakat, saudara dari masyarakat, dan apa yang diinginkan masyarakat, termasuk mewadahi setiap aspirasi masyarakat, itu menjadi bagian dari kerja kami.

“Kami tidak berkeinginan muluk, karena keinginan kami hanyalah bagaimana harapan masyarakat kami bisa dilaksanakan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan desa,” tutur Sukmaya.

Hal lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, lanjut Sukmaya, kita agendakan dan sesuaikan dengan perencanaan yang sudah ada. Termasuk pembangunan infrastruktur, atau bantuan lainnya yang diperuntukkan masyarakat bisa tersalurkan dan terkoordinasi dengan baik.

Namun perlu juga digaris bawahi, kemajuan Desa Sekar Wangi bukan karena kerjanya aparatur desa melainkan peran aktif masyarakat yang turut menjadikan semuanya menjadi baik. “Itu realita yang tak bisa dipungkiri, bahwa kemajuan suatu wilayah berkat kerja sama masyarakat dengan desa. Artinya masyarakatlah sebagai titik kulminasi kemajuan desa atas dasar kegotongroyongan dan kekeluargaan,” pungkas Sukmaya. (Ki Agus N. Fattah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *