Membuka secara resmi peyelenggaraan FESTIVAL gondang naposo II di pantai pasir putih tanda rabun. Sebelum acara ini resmi dibuka oleh bupati, panitia penyelenggara gondang naposo dan tokoh masyarakat terlebih dahulu memberikan cendara mata berupa ulos dan selempang untuk dikalungkan kepada Bupati dan seluruh jajarannya yang hadir dalam acara gondang naposo kali ini.
Dalam sambutannya bupati samosir Rapidin Simbolon, mengaku senang dengan terselenggaranya festival gondang naposo kali ini dan event Ini sudah menjadi kegiatan rutin tahunan yang akan terus kita galakkan untuk mempromosikan budaya dan pariwisata yang ada di kabupaten Samosir,ucap rapidin Simbolon.
Dalam kesempatan ini rapidin Simbolon tidak lupa mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut mendukung program pemerintah kabupaten Samosir Untuk memajukan pariwisata samosir dan berharap masyarakat sadar wisata kata rapidin.
Rencananya festival gondang naposo kali ini akan digelar selama dua hari 27 sd 28 april 2018 selain menampilkan tortor gondang naposo acara ini juga akan menghadirkan artis – artis batak dari ibukota untuk menghibur seluruh pengunjung yang hadir dalam acara gondang naposo kali ini.
Senada dengan Bupati, Kadis Pariwisata Samosir Ombang Siboro, juga telah menginformasikannya pada saat penutupan Festival Pasir Putih 2018 Februari yang lalu. Dia mengaku bahwa usai even tersebut, pihaknya telah melakukan sosialisasi dan promosi dengan menyebar informasi melalui media, pajang spanduk, baliho dan selebaran, juga filem pendek.
Agaknya akan banyak pengunjung yang mengikuti festival ini. Dengan tema yang cukup menarik dan menggelitik para anak muda, “Rebut cintaku di HSF, Festival Gondang Naposo” tgl. 27-28 April 2018 di Samosir, diharapkan dapat mengulangi keberhasilan di even pertama, baik sebagai peserta maupun sebagai penonton dan penikmat budaya asli Batak.
Berdasarkan catatan budaya dan pengakuan para orangtua, pesta gondang naposo adalah pesta tari dan musik khusus untuk muda/mudi yg sudah dewasa tapi belum menikah.
Pada dasarnya, gondang naposo tidaklah digelar setiap tahun. Pesta ‘gondang naposo’ diselenggarakan pada waktu bulan purnama, usai musim panen, dan para orangtua melihat semakin banyak putra/putri yang sudah dewasa (berumur) namun belum kawin atau menikah. Gondang naposo digelar sebagai ajang hiburan dan mempertemukan pemuda dan pemudi dari berbagai kampung di suatu kawasan.
Seiring dengan perkembangan jaman dan memperhatikan kebutuhan daerah, maka budaya ini diangkat kembali dan dimanfaatkan bagi pengembangan kepariwisataan sekaligus upaya pelestariannya.
Menurut informasi penyelenggara, peserta pesta gondang naposo ini bersifat terbuka luas, tanpa membatasi daerah asal, lembaga atau komunitas.
“Peserta festival merupakan utusan instansi pemerintah kabupaten atau provinsi, lembaga pendidikan, lembaga seni budaya, komunitas seni budaya, komunitas pemuda gereja, juga lembaga atau organisasi sosial,” sebut ombang siboro.
Ditambahkannya, syarat peserta, pemuda/i usia minimal 17 tahun dan atau belum menikah, satu tim berjumlah 20-25 orang, termasuk protokol (paminta gondang), dan menampilkan formasi tortor mengikuti 5 musik gondang. Sementara hadiah sebagai uang pembinaan bagi para pemenang, telah disediakan puluhan juta rupiah. (Ps)