Bekasi | Kontroversinews.- Hampir Rp.633 juta lebih pembangunan 3 ruang kelas baru SMAN 2 Cikarang utara Kec.Lemah abang Kab.Bekasi diduga terbengkalai dan dilaksanakan tidak sistem swakelola,seperti harapan pemerintah adanya sistem swakelola dengan jumlah anggaran ratusan juta rupiah kalau mengacu kepada permen barjas itu jelas harus melalui proses tender tetapi mungkin pemerintah mempunyai kebijakan lain sehingga anggaran ratusan juta yang dikelola oleh pihak sekolah baik untuk pembangunan ataupun rehab semuanya memakai cara sistem swakelola dan hal itu jelas bertentangan dengan permen. Tetapi harapan pemerintah mungkin dengan sistem swakelola itu adalah supaya pihak sekolah dan masyarakat bisa bersinergi dalam melaksanakan pembangunan dengan harapan tepat guna tepat sasaran serta lebih mengedepankan kebutuhan dan lebih jauhnya lagi sipat rasa memiliki dan sipat gotong royong tumbuh dimasyarakat.
Namun apa jadinya pula kalau pada akhirnya sistem swakelola yang diharapkan oleh pemerintah tadi yang pada akhirnya diborongkan pula oleh pihak sekolah dengan alasan tidak ambil pusing membangun atau tidak mau ribet.
Yang ada pembangunan terbengkalai dan sipat gotong royong pun sama sekali tidak terpenuhi dan yang pada akhirnya menyisakan permasalahan dan menghalalkan berbagai cara supaya cepat selesai walaupun menyimpang.
Kenyataan itu seperti dikatakan berbagai sumber dilapangan tentang sistem swakelola pembangunan ruang kelas SMAN 2 Cikarang utara Kec.Lemahabang Kab.Bekasi bahwa pembangunan 3 ruang kelas yang pembangunannya memakai bata hebel ini sempat terhenti dan tidak berjalan beberapa Minggu yang menurut sumber di sekolah tersebut bahwa pemborongnya orang Bandung pak tapi tidak dilanjutkan pembangunannya malah didiamkan seperti ini ,”ungkapnya. Dan sekarang baru mencari lagi para pekerjanya dan alhamdulilah pemborongnya sekarang sudah dapet lagi yang baru berasal dari Jawa tengah Grobogan yang rencana hari Senin besok mulai kerja lagi , nih sekarang hampir 13 orang pak baru datang.” ungkap para pekerja yang baru pada ngopi di lokasi kegiatan.
Melihat kenyataan itu benarkan proyek diborongkan ke orang Bandung ? Dan menjadi terbengkalai dan benarkah pula sekarang di borongkan ke orang Jawa Grobogan terus dimana pungsinya masyarakat setempat untuk bisa swakelola dan menumbuhkan sikap gotong royong di sekolah kalau di borongan ? Ataukah pungsi komite tidak dilibatkan ?
Sayangnya pihak sekolah bungkam dan selalu tidak tau kalau ditanya tentang pembangunan sekolah ,sementara Manda yang disebut sebagai kepala sekolah SMAN 2 Cikarang Utara sangat sulit sekali ditemui bahkan terkesan jarang ada di kantor ,hal itu terlihat nampak dilapangan setiap ke sekolah dan bertanya pada guru bahwa kepala Sekolah ada atau tidak diruangannya,dirinya selalu mengatakan belum datang pak lagi tugas keluar mungkin.,” (Akunya .ds/ wahyudi)