SOREANG | Kontroversinews – Angka minat membaca buku dikalangan masyarakat Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih tergolong rendah atau baru 40 persen. Sisanya, sebanyak 60 persen masih didominasi oleh masyarakat yang membaca dari media digital.
Diakui Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Bandung, Dra. Hj.As As Masitoh MSi, berdasarkan hasil sample dan analisa yang dilakukan oleh pihaknya indeks baca masyarakat Kabupaten Bandung dari total 3,7 juta jiwa memang masih rendah.
“Jadi baru 40 persen yang saat ini tertarik dengan bacaan konvensional (buku), 60 persennya digital dan medsos. Kalau di ratting, bacaan medsos itu paling tinggi facebook, twitter, instagram dan whatsapp, dengan rentana usia rata-rata 13 sampai 59 tahun,” ungkap Asas saat ditemui di Komplek Perkantoran Pemkab Bandung, Soreang, Jumat (15/11/2019).
Hasil analisa minat baca yang baru 40 persen tersebut, kata As As, berdasarkan survei dari berbagai perpustakaan baik di sekolah, taman bacaan dan keluarga, yang bekerja sama dengan PKK dan Dasawisma. “Jadi kami tugaskan satu kader menggarap 10 keluarga untuk mendata apakah di rumahnya ada bahan bacaan atau tidak,” tegasnya.
Dirinya menyebutkan, saat ini lama membaca masyarakat pun masih perlu ditingkatkan. Karena hasil analisa, kekuatan membaca masyarakat dalam 5 menit hanya 178 kalimat, sedangkan idealnya dalam 5 menit 250 kalimat.
“Waktu yang dihabiskan 1 sampai 2 jam, yang konvensional. Idealnya 4 jam. Penyebabnya kemajuan teknologi. Orang lebih tertarik terhadap digital dan berita yang ringan. Kalau yang berat ada kengganan dan kurang tertarik.
Ditanya terkait efektifitas Perpustakaan Desa (Perpusdes), dari 270 Desa yang ada di Kabupaten Bandung baru 50 Desa yang memiliki Perpusdes. “Kendalanya anggaran, pengelolanya, dan bahan pustaka. Karena bahan bacaan itu mahal kalau yang bagus dan best seller,” katanya. (Lily Setiadarma)
