JAKARTA (Kontroversinews.com) – Sebagian besar orang masih ada yang menyepelekan gangguan tidur berupa mendengkur atau ngorok. Tak jarang, orang atau pasangan yang ngorok malah dijadikan sebagai bahan tertawaan.
Ada pula yang masih salah kaprah menganggap ngorok sebagai wujud tidur nyenyak berkualitas.
Padahal di balik itu, ada sejumlah bahaya kesehatan yang bisa terjadi akibat ngorok.
Dokter Yuda menambahkan bahwa ngorok memang terjadi pada orang yang tidurnya nyenyak. Namun yang baik, adalah tidur nyenyak tanpa ngorok.
“Saat ngorok, sebenarnya itu terjadi penyempitan dari jalur napas, terutama jalur napas yang atas. Dan saat terjadi penyempitan napas, bisa dibayangkan itu oksigenasi jadi tidak maksimal,” tambahnya.
Selain oksigenasi tidak maksimal, Yuda mengungkapkan bahwa ngorok atau mendengkur dapat memicu stroke hingga serangan jantung.
“Ngorok merupakan faktor risiko mayor seseorang terkena vaskular, mau stroke ataupun serangan jantung,” katanya
“Itu disebut faktor risiko mayor, maksudnya meskipun dia kolesterolnya enggak tinggi, enggak diabetes, tapi tetap [ngorok] bisa menyebabkan stroke maupun serangan jantung,” paparnya.
Melansir dari Cnn Indonesia, Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), Nurul Rakhmawati Ismail pun mengatakan hal serupa saat dihubungi secara terpisah.
“Ketika [ngorok] lidahnya jatuh ke belakang, maka asupan oksigen ke otak kurang. Dan itu bisa mengakibatkan stroke,” kata dr Nurul.
Dr. Ann Romaker, profesor dan direktur di Sleep Medicine Center University of Cincinnati Medical Center, mengatakan ada bukti bahwa mendengkur bisa menjadi faktor risiko stroke.
Dalam sebuah studi Juni 2014 di Laryngoscope, mereka menemukan bahwa semakin besar proporsi malam yang dihabiskan seseorang untuk mendengkur, semakin menyempit di arteri leher.
“Mereka percaya getaran mendengkur menyebabkan robekan kecil di lapisan arteri, yang kemudian diperbaiki tubuh dengan meletakkan plak,” kata Romaker.
“Penumpukan plak itu meningkatkan kemungkinan Anda terkena stroke,” tambahnya.
Selain itu, Romaker juga mengungkapkan bahwa saat ngorok, tingkat oksigen dalam tubuh jadi naik turun sehingga membuat tekanan pada jantung, otak, dan pembuluh darah.
“Sleep apnea yang tidak diobati dari waktu ke waktu telah terbukti menyebabkan tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, gagal jantung kongestif, masalah irama jantung, kecelakaan mobil, impotensi, diabetes, Alzheimer dan bahkan kanker,” ungkapnya.***AS