Masyarakat Afghanistan Krisis Kelaparan di Bawah Taliban

- Pewarta

Selasa, 21 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Talban ilustrasi.Foto/AFP

Talban ilustrasi.Foto/AFP

Kontroversinews.com – Di tengah penantian tata kehidupan baru di Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa, kelaparan diprediksi menjadi krisis terburuk yang terjadi di negara itu.

Bagi kebanyakan warga miskin di Kabul, ibu kota Afghanistan, mengumpulkan beberapa ratus Afghani – mata uang Afghanistan – demi melawan kelaparan adalah tantangan terbesar.

Jutaan orang hidup dalam kemiskinan di negara yang selama ini telah menerima bantuan luar negeri dalam jumlah besar.

Uang yang tersisa, yang mungkin membantu mereka, sekitar US$9 miliar, atau setara Rp128,9 triliun – yang disimpan sebagai cadangan bank sentral – dibekukan oleh Amerika Serikat agar dana tersebut tidak digunakan oleh Taliban.

Kala fajar, ratusan pekerja konstruksi berkumpul di salah satu pasar terbuka di Kabul dengan peralatan mereka, berburu orang yang menawarkan pekerjaan sebagai buruh harian.

Proyek bangunan skala besar di Kabul telah berhenti. Bank-bank tutup. Mata uang asing tak lagi beredar. Apa yang tersisa hanyalah segelintir.

Sejumlah pekerja konstruksi akhirnya dijemput untuk bekerja, sementara sisanya mulai marah.

Salah satu pria, Hayat Khan, mengamuk tentang kekayaan yang dicuri oleh para elit yang korup dalam 20 tahun terakhir

Berita Terkait

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen
Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya
2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia
Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania
RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi
Trump Tunda Pemblokiran TikTok, Beri Perpanjangan waktu 75 hari
Ikuti Maraton Liuzhou, Mahasiswa Indonesia Berbagi Kesan Tentang China
SAR Malaysia Selamatkan Korban Gempa Myanmar Terperangkap Enam Hari

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 11:43

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen

Jumat, 18 April 2025 - 15:57

Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya

Kamis, 17 April 2025 - 10:36

2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia

Selasa, 15 April 2025 - 09:32

Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania

Jumat, 11 April 2025 - 09:51

RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi

Berita Terbaru