Masa Pandemi, Kenali Tanda Anak yang Mulai Tidak Bahagia di Rumah

oleh
Ilustrasi anak sedih di rumah [shutterstock]

JAKARTA (Kontroversinews.com) – Pandemi tak hanya berdampak pada orang dewasa saja. Melainkan, anak kecil yang masih dalam masa pertumbuhan pun secara langsung merasakan dampaknya.

Misalnya karena tidak lagi ketemu teman di sekolah atau jarang dibawa berlibur ke tempat-tempat seru. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun menjelaskan situasi pandemi bisa berdampak pada psikologis mereka.

Padahal menurut Time, saat stres tubuh akan memasuki fase berbeda, yakni pengikisan kemampuan imun untuk menjaga tubuh dari berbagai virus dan bakteri masuk. Tak heran bila sedang stres, penyakit akan mudah masuk ke tubuh.

Awal-awal pandemi mungkin mereka masih mengerti, namun lama kelamaan, mengingat sudah memasuki setahun pandemi, bisa saja anak mulai tidak bahagia seperti ciri-ciri yang dilansir dari Lifespan berikut ini.

1. Perubahan Pola Tidur

Bila anak mulai memiliki pola tidur yang tidak teratur, bisa tidur kemalaman atau terlalu sore, ini bisa menjadi pertanda mereka tengah mengalami stres. Mungkin juga anak-anak kesulitan saat tidur, seperti bangun di tengah malam dan tidak bisa tidur kembali.

Ciri lainnya adalah sebelum tidur anak-anak mulai menghindari rutinitas sebelum tidur yang biasanya dilakukan, atau pada saat tengah malam mereka terbangun mencari orang tua. Hal ini juga kemudian berdampak pada tidur siangnya yang makin sering, serta mengompol meski sudah lama tidak melakukannya.

2. Perubahan Pola Makan

Porsi makan lebih sedikit atau makan lebih banyak dari biasanya juga bisa menandakan kondisi hati anak tidak sedang bahagia. Anak-anak mungkin sering mengaku tidak lapar dan melewatkan camilan padahal sebelumnya mereka sangat menyukainya.

Beberapa anak juga mungkin menunjukkan minat yang kurang pada makanan favorit. Sementara yang lain mungkin minta terus menambah porsi makan, bilang dirinya selalu lapar sepanjang waktu, bahkan setelah makan sekalipun.

3. Meningkatnya Rasa Sakit dan Nyeri

Anak-anak juga biasanya mengalami rasa sakit kepala, sakit perut, dan nyeri lainnya ketika sedang stres atau cemas. Bila anak-anak sering mengalami nyeri sepanjang waktu dibanding hari-hari biasanya, ini harus diwaspadai.

Bisa saja hal tersebut diakibatkan kondisi psikologisnya sedang tidak baik-baik saja. Anak yang sedang merasa sakit atau nyeri pasti membutuhkan dukungan dari orang tuanya.

4. Perubahan Mood dan Perilaku

Mengutip dari Detikcom, perubahan ini bisa sangat bervariasi tergantung masing-masing anak. Lihat saja, apakah anak-anak melakukan perilaku atau menunjukkan mood yang berbeda dibanding hari-hari biasanya atau tidak.

Jika anak-anak menunjukkan tekanan yang intens berkepanjangan ketika berpisah dari orang tua yang bekerja, tidak bisa lagi tidur malam di kamar, atau tidak bisa menolerir orang tua jika berada di ruangan berbeda, ini bisa menjadi tanda mereka tengah bergelut dengan emosinya.

5. Kesulitan Berkonsentrasi

Orang dewasa sangat mudah teralihkan konsentrasinya ketika sedang stres, begitu juga dengan anak-anak. Jika kekhawatiran mengganggu, mereka tidak akan menyelesaikan kegiatan belajar dengan baik.

Mereka tidak lagi bisa menyelesaikan tugas sekolah yang sebelumnya bisa dikerjakan dengan mudah. Contoh lainnya adalah ketika mereka merasa risih meskipun sedang menonton film kartun favorit.***AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *